Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUMPUT LAUT: Produksi 2012 dinaikkan 18,6% jadi 5,1 juta ton

 

 

CIREBON, Jawa Barat: Pemerintah menargetkan produksi rumput laut tahun ini naik 18,6% menjadi 5,1 juta ton dibandingkan dengan tahun lalu 4,3 juta ton.
 
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan potensi budidaya rumput laut sangat besar, karena panjang garis pantai mencapai 95.000 km, sehingga komoditas itu ke depan menjadi fokus pemerintah.
 
"Kita dapat [produksi rumput laut basah] 10 juta ton dan 1 juta ton rumput laut kering [glacillaria] satu  juta ton. Pada 2014, produksi rumput laut bisa mencapai 30 juta ton," ujarnya saat acara panen raya rumput laut di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, kemarin.
 
Menurutnya, selama ini rumput laut diekspor ke Filipina, China, dan Eropa. Dia mengakui volume ekspor rumput laut saat ini masih kecil. Selain itu, industri pengolahan rumput laut di dalam negeri, katanya, masih kekurangan pasokan. "Kita masih bisa menyerap 5 juta ton rumput laut basah."
 
Produksi rumput laut pada tahun lalu hanya 4,3 juta ton, sedangkan kapasitas pabrik pengolahan rumput laut yang terpakai hanya sekitar 50%, sehingga masih membutuhkan pasokan 4,3 juta ton.
 
Sulawesi merupakan penghasil utama rumput laut disusul Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun, beberapa daerah lainnya seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, katanya, sudah mulai melakukan budidaya komoditas itu.
 
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan empat komoditas perikanan budidaya untuk mendorong industrialisasi perikanan yaitu udang, bandeng, patin, dan rumput laut. Budidaya rumput laut membutuhkan modal sekitar Rp6,5 juta per ha selama 45 hari.
 
Produksi rumput laut pada tahun lalu 4,3 juta ton terdiri dari rumput laut jenis glacillaria kering 95.200 ton. Produksi rumput glacilaria sebagian besar dihasilkan dari Sulawesi Selatan, sedangkan produksi dari Jawa Barat hanya 2,4% atau 2.300 ton. Produksi rumput laut glacillaria kering di dunia sekitar 2,5 juta ton. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper