JAKARTA: Badan Pengatur Jalan Tol menilai aturan tentang jumlah maksimal panjang antrean kendaraan di depan gerbang tol tidak efektif untuk dimasukan di dalam standar pelayanan minimum (SPM).
Kepala BPJT Ahmad Ghani Ghazali mengatakan antrean di depan pintu tol tidak hanya terkait jumlah gardu tetapi juga masalah sistem jaringan jalan dan arus lalu lintas.
"Fluktuasi kendaraan yang akan memasuki jalan tol sangat tinggi dan berbeda-beda. Jadi saya tidak melihat itu [jumlah maksimal kendaraan] hal yang efektif untuk diatur dalam spm," ujarnya, akhir pekan lalu.
Menurut dia, hal terpenting saat ini yang harus dijaga oleh operator ialah memiliki rasa yang tinggi untuk meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jalan tol.
Salah satunya adalah dengan menjaga batas waktu transaksi kendaraan di depan gerbang tol selama 5 detik hingga 10 detik sehingga arus yang memasuki jalan tol lebih lancar.
Apabila perlu, sambungnya, pengelola bisa menggunakan sistem jemput bola ketika melihat jumlah antrian kendaraan mulai memanjang atau mempersiapakan uang kembalian dengan dipaketkan.
"Sekarang SPM satu transaksi berapa lama, itu yang harus diantisipasi," tuturnya.
Untuk mempercepat proses transaksi dan mengurangi beban di pintu masuk tol salah satunya dengan peggunaan e-toll card.
Menurut dia, penambahan gardu atau loket sulit dilakukan di tengah kota Jakarta karena terkait persoalan lahan.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengusulkan agar mekanisme terkait jumlah antrean kendaraan di depan pintu tol dapat dimasukan di dalam SPM sehingga bila terjadi antrean yang berlebihan, operator tidak lagi dapat berkelit dan dapat dikenai sanksi.
Hal itu perlu dilakukan agar operator dapat terus melakukan perbaikan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat seiring dengan kenaikan tarif yang dilakukan setiap dua tahun sekali.
Pernyataan Sudaryatmo tersebut terkait dengan aksi Menteri BUMN Dahlan Iskan yang ‘mengamuk’ di depan gerbang tol Semanggi pada Selasa pekan lalu karena ada gardu yang tidak beroperasi.
Mantan Dirut PLN ini kemudian membuka paksa pintu tol tersebut dan membiarkan sekitar 100 kendaraan masuk secara gratis. (ea)