JAKARTA: Sektor apartemen dengan tingkat bangunan tinggi dinilai sulit berkembang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan karena wilayah tersebut memiliki tanah rawa yang menyulitkan konstruksi pada fondasi. Saat ini, rumah tapak lebih mendominasi untuk pasar residensial.Muhammad Ideris Fahmi, Koordinator Teknik PT Cita Citra Lestari dari Grup Ciputra mengatakan Banjarmasin memiliki struktur tanah yang memiliki rawa yang dapat berpengaruh pada fondasi bangunan.Dia mengungkapkan jenis bangunan tinggi seperti apartemen sulit dikembangkan di provinsi tersebut karena membutuhkan biaya tinggi untuk teknologi dalam pemasangan fondasi.“Kalimantan Selatan pada umumnya memiliki tanah keras di kedalaman 38 meter. Kalau konstruksi di atas tanah itu memiliki beban yang besar maka diperlukan pancang tiang beton yang investasinya lebih mahal,” ujar Fahmi ketika dikonfirmasi Bisnis di Banjarmasin, Selasa 14 Februari 2012.Dia menjelaskan pada umumnya fondasi yang dipakai di wilayah tersebut adalah fondasi melayang (floating foundation) dengan menggunakan kayu galam, kayu yang tumbuh di Kalimantan Selatan dan kuat di dalam air hingga ratusan tahun.Fahmi mencontohkan rumah toko yang memiliki tiga lantai akan membutuhkan kayu pancang galam sepanjang 9 meter sampai dengan 11 meter sebagai fondasinya.Biaya lebih tinggiOleh karena itu, sambungnya, pembangunan fondasi untuk bangunan tingkat tinggi di Banjarmasin, membutuhkan biaya lebih tinggi dibandingkan dengan jenis bangunan lainnya.Dia menyatakan penggunaan pancang beton sebagai fondasi mungkin sudah ada di Banjarmasin, namun jarang dilakukan, seperti pada pembangunan hotel.Menurut Fahmi, PT Cita Citra saat ini belum mau memakai pancang beton sebagai konstruksi fondasi dalam proyek mereka.Perusahaan yang merupakan bagian dari Grup Ciputra itu memiliki proyek perumahan Citra Garden dan Citra Land di kawasan Ahmad Yani, Banjarmasin.Tak hanya itu, perseroan itu juga tengah mengembangkan area komersial Bizpark sebagai pergudangan di provinsi tersebut.Bergerak pelanSalah satu pengembang lokal, Direktur Utama PT Investasi Berkah Mahatama Royzani Sjachril, mengatakan saat ini pembangunan rumah skala menengah dan mewahterus menggeliat, meskipun bergerak pelan.Dia menyebutkan pasar pengembangan perumahan di provinsi inimasih didominasi oleh perumahan sederhana.Harga rumah kelas menengah yang dimaksud berkisar Rp200 juta--Rp300 juta, sedangkan rumah mewah mencapai Rp 1 miliar—Rp1,2 miliar per unit.Royzani menambahkan rumah kelas menengah maupun mewah biasanya merupakan bagian dari lingkungan tertentu yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung.“Profil rumah kelas menengah biasanya didominasi oleh para pedagang, misalnya di sektor ritel maupun konveksi. Sementara itu, untuk rumah mewah adalah pengusaha batu bara,” ujarnya.Direktur Indonesia Property Watch Ali Tranghanda sebelumnya mengatakan pergerakan pasar properti saat ini relatif berkembang di luar Jawa, terutama untuk kawasan komersial, ruko, serta jaringan hotel.Hal tersebut, sambungnya, juga menunjukkan terjadinya lintas perdagangan dan bisnis yang semakin meningkat.Dia menuturkan para pengembang besar juga diperkirakan terus melakukan ekspansi ke tiga pulau yakni Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi terutama untuk pembangunan rumah-toko dan jaringan hotel.Ali memaparkan pihaknya menilaipembangunan properti di luar Jawa akan terus berkembang karena masih memiliki lahan yang luas dibandingkan di pulau Jawa. (Bsi)
BISNIS APARTEMEN dinilai sulit berkembang di Banjarmasin
JAKARTA: Sektor apartemen dengan tingkat bangunan tinggi dinilai sulit berkembang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan karena wilayah tersebut memiliki tanah rawa yang menyulitkan konstruksi pada fondasi. Saat ini, rumah tapak lebih mendominasi untuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Inda Marlina
Editor : Puput Jumantirawan
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
49 menit yang lalu
Rekomendasi Saham BRI, Mandiri, dan BCA Awal Juni

1 jam yang lalu
Upaya Dian Swastatika (DSSA) Perkuat Bisnis Non Batu Bara
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
