Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

30 Juta ha hutan produksi konversi dialokasikan

JAKARTA: Kemenhut mengalokasikan 30 juta ha hutan produksi konversi (HPK) untuk dimanfaatkan bagi peruntukan lain seperti pertanian, infrastruktur, permukiman dan pembangunan lainnya.Dirjen Kemenhut Hadi Daryanto mengatakan luas hutan di Tanah Air tidak

JAKARTA: Kemenhut mengalokasikan 30 juta ha hutan produksi konversi (HPK) untuk dimanfaatkan bagi peruntukan lain seperti pertanian, infrastruktur, permukiman dan pembangunan lainnya.Dirjen Kemenhut Hadi Daryanto mengatakan luas hutan di Tanah Air tidak menyusut. Namun ada proses tukar menukar kawasan hutan yaitu pada saat sektor lain ingin memanfaatkan lahan hutan produksi konversi tersebut."Misalnya untuk permukiman, infrastruktur. Jadi ada kawasan hutan yang khusus dialokasikan untuk pembangunan di sektor lain. Namanya hutan produksi yang dapat dikonversi," ujarnya seusai Kongres Kehutanan Indonesia, hari ini.Namun, dia mengakui pemanfaatan hutan untuk areal perkebunan yang menyebabkan areal hutan berkurang. "Kalau kawasan hutan masih tetap. Secara statistik, malah nampaknya bertambah dari 120 juta ha menjadi 132 juta ha, karena termasuk perairan."Nana Suparna, Wakil Ketua Bidang Produksi Hutan Alam Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, mengakui ada penurunan luas hutan alam, karena ada pemanfaatan untuk sektor lain."Hutan alam berkurang karena ada keperluan pihak lain yang memerlukan lahan hutan misalnya untuk transmigrasi, perkebunan, pertambangan, pengembangan wilayah dan keperluan lain."Dia memaparkan konversi lahan pertanian juga cukup tinggi, sehingga diperlukan lahan pengganti yang diambil dari lahan hutan produksi.Namun, dia mengingatkan pada saat lahan hutan sudah dikonversikan untuk kepentingan lain sehingga fungsinya berubah, maka jangan sampai tidak diteruskan pemanfaatanya."Jangan setelah hutan alam dikonversi tetapi kebun tidak jadi atau setelah hutan alam jadi HTI, kemudian ditinggal. Memang ada lahan yang ditelantarkan dan ditinggalkan." (tw) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nadya Kurnia

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper