Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai JSS bisa diuji secara teknis

JAKARTA: Nilai Jembatan Selat Sunda dan kegiatan pra-desain hingga studi kelayakan, dapat dipertanggungjawabkan secara teknis karena telah memperhitungkan volume pekerjaan secara detail dalam suatu evaluasi proyek.Prof. Wiratman Wangsadinata, pendiri

JAKARTA: Nilai Jembatan Selat Sunda dan kegiatan pra-desain hingga studi kelayakan, dapat dipertanggungjawabkan secara teknis karena telah memperhitungkan volume pekerjaan secara detail dalam suatu evaluasi proyek.Prof. Wiratman Wangsadinata, pendiri dan dirut PT Wiratman & Association, menegaskan proyek JSS bahkan diyakini lebih efisien karena akan menggunakan tenaga ahli dari dalam negeri."Harus dikerahkan tenaga ahli dari Indonesia karena kita tidak ingin dijajah oleh asing. Nilai proyek itu sudah dihitung secara teliti atas dasar predesign. Nanti akan diperinci lagi setelah basic design selesai," katanya kepada Bisnis hari ini.Pernyataan Wiratman ini membantah Dug Gyou Bok, Asean Specialist Korea Trade Investment Promotion Agency (Kotra), yang mengatakan nilai proyek JSS yang ditaksir lebih dari US$15 miliar sebagai jumlah yang tidak masuk akal."Bahkan biaya untuk studi kelayakan sebesar US$10 juta juga dianggap tidak masuk akal karena terlalu besar," ujar Bok. (Bisnis Indonesia, 17 November 2011)Wiratman & Association adalah perusahaan pelaksana pra-desain JSS yang merupakan bagian dari pra-studi kelayakan yang telah diselesaikan. Perusahaan ini mendapat kontrak penugasan dari PT Bangungraha Sejahtera Mulia.Menurut Wiratman, nilai proyek JSS tidak mencapai US$15 miliar seperti yang dimaksud oleh Kotra. Adapun nilai proyek JSS yang benar adalah US$9,25 miliar yang dibulatkan menjadi US$10 miliar.Secara umum, ujar dia, perhitungan nilai proyek JSS didasarkan atas bill of quantity dan unit price jembatan yang terdiri atas dengan bentang samping seluas 2 x 800 meter, bentang tengah 2200 meter, dan lebar jembatan sepanjang 60 m.Untuk studi kelayakan, dia menyebutkan perkiraan biaya yang dapat mencapai Rp1 triliun. Jumlah biaya itu memperhitungkan tingkat kesulitan teknis pengerjaan proyek di lapangan."Misalnya untuk pengeboran di laut. Saya rasa biaya itu tak berlebihan karena kita mengerahkan tenaga ahli dari Indonesia. Bukan dari Jepang atau Eropa," imbuhnya. Setelah basic design selesai, lanjut dia, proses berikutnya adalah pelaksanaan tender dokumen melalui engineering procurement and construction. "Setelah ada pemenangnya baru JSS bisa dibangun."Pada bagian lain, dia juga menyatakan keberatan atas pernyataan Bok yang meminta Pemerintah Indonesia mengulang pelaksanaan studi kelayakan dengan memakai perusahaan independen dari negara mana pun, termasuk lokal. "Saya protes keras dikatakan tidak profesional dan tidak independen," tegasnya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper