Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara akses finansial, UKM Indonesia sulit bersaing di regional

BADUNG, Bali: Industri UKM Indonesia masih terkendala akses perbankan. Kondisi ini menyebabkan daya saing industri tersebut masih rendah dibandingkan dengan negara anggota Asean lainnya.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan sektor UKM di Tanah

BADUNG, Bali: Industri UKM Indonesia masih terkendala akses perbankan. Kondisi ini menyebabkan daya saing industri tersebut masih rendah dibandingkan dengan negara anggota Asean lainnya.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan sektor UKM di Tanah Air tidak memiliki akses perbankan seperti halnya Singapura dan Malaysia. Akses pendanaan dari perbankan di negara itu lebih mudah dengan tingkat suku bunga yang jauh lebih murah.Menurut Gita, sektor UKM di Malaysia dan Singapura dikenai bunga bank sekitar 1%-3% sementara di Indonesia pinjaman UKM ke bank dikenai bunga di kisaran 10%-17%.“Itu [akses perbankan dan suku bunga] secara langsung dan tidak langsung telah meningkatkan daya saing mereka,” ujar Gita, hari ini.Gita optimistis ke depan daya saing industri UKM Indonesia terhadap negara lain khususnya negara Asean berpotensi meningkat seiring dengan keyakinan perubahan peringkat investasi Indonesia.Apabila peringkat Indonesia masuk ke domain investasi, hal tersebut akan menurunkan potensi gagal bayar surat hutang (credit default swap) sehingga secara langsung atau tidak langsung menurunkan struktur biaya. Penurunan struktur biaya tersebut akan diikuti oleh penurunan bunga rupiah.“Kalau bunga rupiah turun, dolar turun, itu akan sangat mempengaruhi paradigma bankir untuk bisa memberikan pinjaman sehingga mereka akan menurunkan suku bunga yang akan diberikan kepada debitur,” jelasnya.Selain itu, hal lain yang perlu disikapi adalah perbedaan antara bunga pendapatan bank dengan bunga yang dikenakan ke debitur. “Dua hal itu akan memengaruhi penurunan suku bunga kredit terhadap UKM sehingga UKM bisa mengakses pendanaan dari perbankan.”Gita menambahkan ketimpangan daya saing antara Indonesia dan negara-negara anggota Asean lainnya juga tergantung bagaimana Indonesia menyikapi dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Hal tersebut diperlukan sehingga dapat menurunkan biaya produksi.“Kalau itu dijalankan daya saing kita akan meningkat. Jadi secara eksternal terkait persepsi internasional dan secara internal menyikapi diri dari sisi infrastruktur lunak dan non lunak.”Gita menambahkan apabila infrastruktur non lunak tidak disikapi dengan baik, industri di Indonesia pada umumnya tidak memiliki kapasitas untuk berkompetisi dengan negara tetangga atau negara manapun.Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan potensi UKM di Indonesia sangat besar. Sayangnya dukungan akses pendanaan dari perbankan belum terlihat.Pemerintah, tegasnya, harus mendorong perbankan untuk memulai mendanai industri UKM. “Akses kredit untuk UKM di Indonesia memang terlalu ketat, tidak seperti negara anggota Asean lainnya. Harus ada upaya konkrit untuk mengatasi ini. Jika tidak UKM kita makin kehilangan daya saing.”Pertumbuhan UKM juga menjadi salah satu hal yang diangkat oleh Indonesia dalm KTT Asean ke-19 kali ini. Indonesia menginginkan perhatian yang lebih terhadap industri kecil dan menengah tersebut mengingat potensi UKM Asean yang sangat besar.Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan saat ini minat perbankan di Tanah Air untuk mendanai sektor UKM mulai tinggi. Awal tahun depan, menurut Mari, asean akan mrluncurkan kerangka kerja terkait implementasi financial inclusion untuk mendorong pertumbuhan UKM di Asean.Kerangka tersebut tidak hanya mengatur akses pendanaan kredit bagi UKM. “Jadi bukan sekedar KUR [kredit usaha rakyat] tetapi lebih seperti tabungan bersama.” (faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tusrisep
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper