Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI-Brazil sepakat genjot perdagangan

NUSA DUA, Bali: Indonesia dan Brazil sepakat meningkatkan perdagangan dan investasi. Kesepakatan itu tertuang dalam nota kesepahaman Peningkatan Perdagangan dan Investasi.Nota tersebut diteken Menteri Perdagangan  RI Gita Wirjawan dan Menteri Hubungan

NUSA DUA, Bali: Indonesia dan Brazil sepakat meningkatkan perdagangan dan investasi. Kesepakatan itu tertuang dalam nota kesepahaman Peningkatan Perdagangan dan Investasi.Nota tersebut diteken Menteri Perdagangan  RI Gita Wirjawan dan Menteri Hubungan Eksternal Republik Federatif Brazil Antonio Brazil de Aguiar Patriota di Nusa Dua, Bali, kemarin malam.Gita mengatakan kesepakatan tersebut memberikan peluang untuk masuk ke negara-negara Amerika Latin dengan memanfaatkan Brazil sebagai pintu masuk."Sebagai salah satu negara BRIC, potensi pasar Brazil sangat besar. Brazil juga tergabung dalam Mercosur, organisasi kawasan yang terdiri atas lima negara di Amerika Latin," katanya hari ini.Gita menambahkan empat negara lainnya yang juga melebur dalam organisasi tersebut adalah Paraguay, Uruguay, Argentina, dan Venezuela.Brazil, menurut Gita, memiliki ciri-ciri perekonomian yang hampir mirip dengan Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam dan perekonomian yang didominasi oleh konsumsi domestik.Negara itu, lanjutnya, juga telah melakukan industrialisasi di negaranya secara besar-besaran. Namun sayangnya perdagangan Indonesia ke Brazil selama ini masih terbilang cukup kecil.“Kita kurang eksposur ke sana. Jadi mereka minta Indonesia untuk meningkatkan hubungan baik investasi dan perdagangan. Ini yang kita sepakati,” katanya.Berdasarkan data Kementerian Perdagagan, total perdagangan Indonesia dengan Brazil pada 2010 tercatat US$3,2 miliar. Nilai tersebut naik signifikan dibandingkan dengan 2006 sebesar US$1,1 miliar.Sampai Agustus 2011, perdagangan di antara kedua negara telah mencapai US$2,2 miliar atau mengalami kenaikan 24,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.Pasang surutKendati demikian, Indonesia mengalami pasang surut surplus neraca perdagangan dengan Brazil. Pada 2006, surplus Indonesia US$111,1 juta, menurun menjadi US$93,7 miliar.Pada 2008, neraca perdagangan mengalami defisit dengan total US$382,7 miliar. Defisit pada 2009 tercatat menurun menjadi US$198,5 juta pada 2010.Pada Januari-Agustus 2011, Indonesia kembali mencatat surplus US$153,4 juta atau naik 44,5% dari posisi Januari-Agustus 2010.Gita mengungkapkan kedatangan Menteri Hubungan Eksternal Republik Federatif Brazil ke forum Asean merupakan yang pertama kalinya.Negara itu memanfaatkan momentum KTT Asean untuk berdialog tidak hanya dengan Asean tetapi juga secara khusus melakukan pembicaraan bilateral dengan Indonesia.Rabu lalu, Brazil juga melakukan dialog dengan pebisnis Asean yang tergabung dalam Asean Bussiness Advisory Council (ABAC) dengan fokus utama menggali potensi bisnis di antara Asean dan Brazil.Dalam pertemuan bilateral dengan Indonesia, Brazil mengundang Indonesia untuk melakukan misi dagang dan investasi di negaranya.“Mereka sebetulnya tidak diundang tetapi mereka memaksa untuk datang. Dalam waktu dekat Februari-Maret kita akan kirim misi dagang dan investasi ke negara itu,” tuturnya.Produk ekspor Indonesia ke Brazil di antaranya karet, CPO, TPT, dan alas kaki sementara Indonesia mengimpor gula, TPT, produk kulit, produk pertambangan dan lain-lain.Sejumlah kendalaPradnyawati, Direktur Kerjasama Bilateral Kementerian Perdagangan, mengatakan selama ini ekspor Indonesia ke Brazil masuk melalui negara ketiga yaitu Singapura, Hongkong, dan  Taiwan.Kendala utama perdagangan langsung dengan negara itu adalah jarak tempuh dan transportasi. Di luar itu, kedua negara juga menghadapi kendala bahasa.Pemerintah Indonesia, lanjutnya, memang kurang melakukan promosi di negara itu. Di saat yang sama, negara lain seperti Malaysia dan Singapura justru telah memanfaatkan pasar Brazil.Pradnyawati menambahkan eksportir Indonesia dapat masuk ke negara-negara Amerika Latin lainnya dengan memanfaatkan fasilitas pembebasan tarif dalan kerangka kerjasama Mercosur.“Kita bisa memanfaatkan Brazil sebagai pintu gerbang karena mereka juga berdagang dengan negara Mercosur dengan tarif yang rendah.”Brazil, tuturnya, juga merupakan negara Amerika Latin yang mencatat angka perdagangan terbesar dengan Indonesia. (21/Alp/Dle/Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper