Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEPA RI-Korsel akan lebih fokus

SEOUL: Dug Gyou Bok, Asean Specialist Korea Trade Investment Promotion Agency, menjelaskan perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Indonesia-Korea Selatan kelak lebih fokus dibandingkan dengan FTA Asean-Korsel yang tengah disiapkan.Pada

SEOUL: Dug Gyou Bok, Asean Specialist Korea Trade Investment Promotion Agency, menjelaskan perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Indonesia-Korea Selatan kelak lebih fokus dibandingkan dengan FTA Asean-Korsel yang tengah disiapkan.Pada prinsipnya, kesepakatan ini harus segera diwujudkan sebelum pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015. "Harus dilaksanakan secepatnya dan tidak ada alasan penundaan buat Korsel jika tidak ingin kehilangan momentum."Saat ditanya atas pendapat yang menyebut pelaksanaan FTA cenderung merugikan negara-negara di Asean, dia menilai opini tersebut tergantung dari sisi mana melihatnya.Pada ACFTA misalnya, Indonesia menganggap kesepakatan itu tidak fair, tetapi sebaliknya China berpendapat perjanjian ini sama-sama menguntungkan. "China mungkin berkorban di sektor lain dan secara umum yakin ini adalah kesepakatan yang adil."Dia mengakui perjanjian dengan China harus dilakukan secara hati-hati karena negara ini memiliki uang dalam jumlah besar yang terlihat dari cadangan devisa.Sementara itu, perusahaan-perusahaan asal China selalu mendapat dukungan dari pemerintah untuk bersaing di neara lain.  "Itulah mengapa Korsel belum membentuk FTA dengan China karena kami harus berhati-hati."Akan tetapi, dalam perjanjian FTA, tidak ada kata mundur karena ini adalah perjanjian internasional. Jika tindakan mundur dilakukan Indonesia maka hal ini akan menghilangkan kepercayaan dunia."Bahkan untuk kesepakatan yang dianggap salah sekalipun, tidak ada kata mundur atas komitmen ACFTA yang diteken seluruh anggota Asean dan China."Untuk itu, atas kesepakatan di beberapa bidang yang dianggap tidak fair, Pemerintah Indonesia sebenarnya dapat 'memakai' negara lain guna bersaing langsung dengan China. Dengan begitu, ada kekuatan lain yang setara untuk melawan dominasi Negeri Panda tersebut."Kalau memang khawatir dengan ekspansi China, lawan dengan negara lain dengan mengundang kapital mereka masuk. Itulah strategi yang dilakukan China saat ini."Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pertemuan kelompok studi bersama  antara Indonesia dan Korsel berlangsung pada 20-21 Oktober 2011 di Jakarta.Pihak Indonesia dipimpin Djisman Simanjuntak sebagai Ketua Tim Pakar dan Young Moo Kim menjadi Ketua Tim Pakar dari pihak Korsel. Pertemuan ini bertujuan merumuskan dan memfinalkan draft studi bersama CEPA RI-Korsel.Total perdagangan Indonesia-Korsel pada 2010 mencapai US$ 20,3 miliar dengan nilai ekspor US$ 12,5 miliar dan impor US$ 7,7 miliar, atau naik 57,36% dibandingkan dengan total perdagangan 2009 sebesar US$ 12,8 miliar.Selama periode Januari-Juli 2011, total perdagangan kedua negara berjumlah US$ 15,9 miliar atau naik 41,4% dibandingkan periode yang sama pada 2010 yakni US$ 11,3 miliar. Tren total perdagangan kedua negara selama 5 tahun terakhir (2006-2010) tumbuh 15,9%.Neraca perdagangan Indonesia-Korsel sejak 2006 hingga 2010 menunjukkan Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan. Neraca perdagangan 2010 surplus bagi Indonesia US$4,8 miliar atau naik 43,1% dibandingkan dengan 2009 yang tercatat surplus US$ 3,4 miliar.Sementara itu, untuk periode Januari-Juli 2011, Indonesia mengalami surplus US$ 1,7 miliar, atau turun 33,8% dibandingkan dengan periode yang sama 2010 yaitu surplus US$ 2,6 miliar. (ea) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Aprilian Hermawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper