Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua tanker Pertamina dikirim akhir 2011

BANDAR LAMPUNG: Sebanyak 2 unit kapal tanker berbagai ukuran yang dipesan PT Pertamina pada akhir Desember 2009 di dua perusahaan galangan dalam negeri kemungkinan diselesaikan sebelum akhir 2011.Kedua kapal itu adalah 1 unit kapal tanker ukuran 6.500

BANDAR LAMPUNG: Sebanyak 2 unit kapal tanker berbagai ukuran yang dipesan PT Pertamina pada akhir Desember 2009 di dua perusahaan galangan dalam negeri kemungkinan diselesaikan sebelum akhir 2011.Kedua kapal itu adalah 1 unit kapal tanker ukuran 6.500 Dead Weight Tonnage (DWT) yang dibangun di PT Dok Perkapalan Surabaya dan 1 unit tanker berkapasitas 3.500 DWT di PT Daya Radar Utama.Kapal-kapal tersebut merupakan dua dari tiga unit pesanan PT Pertamina (Persero) di dalam negeri pada dua tahun lalu. Kapal ketiganya akan diselesaikan pada 2012 di galangan PT Daya Radar Utama.Direktur Maritim, Kerdirgantaraan dan Alat Pertahanan Negara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Soerjono mengatakan kedua kapal itu akan  rampung dibangun oleh galangan penerima pesanan tahun ini.Dia menjelaskan penyelesaian pembangunan kapal tersebut merupakan momentum bagi kebangkitan industri kapal nasional karena armada yang dipesan PT Pertamina memiliki standar tinggi.Menurut dia, kemampuan galangan nasional menyelesaikan kapal pesanan perseroan BUMN itu dapat menjadi batu loncatan untuk menampung pesanan tanker dari operator swasta. "Galangan nasional sudah mampu membuat kapal berstandar tinggi," katanya, kemarin.Dia menjelaskan meskipun PT Pertamina (Persero) memesan kapal dengan  kualitas tinggi,  galangan nasional tidak kesulitan memenuhinya. "Ke depan masih banyak kapal  Pertamina yang dipesan di dalam negeri."Direktur Utama PT Daya Radar Utama Amir Gunawan mengatakan pada 2009 itu, perseroannya mendapatkan order pembangunan 2 unit tanker dari Pertamina senilai total US$24 juta.Menurut dia, satu unit tanker ukuran 3.500 DWT akan diserahkan tahun ini, sedangkan satu lagi pada semester I tahun depan. "Keduanya bisa kami rampungkan dengan standar class NK," ujarnya.Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian mengatakan untuk meningkatkan daya saing industri galangan nasional, kebijakan fiskal dan perbankan perlu diperbaiki.Dia menjelaskan penghapusan beban fiskal seperti PPN 10% sangat penting. "Selain itu, kebijakan penurunan suku bunga perbankan.  Beban fiskal dan perbankan di industri kapal harus dihilangkan," ujarnya.Sulit bersaingAmir Gunawan mengakui industri galangan nasional sulit bersaing dengan luar negeri karena beban fiskal yang begitu berat. "Kami mengusulkan PPN 10% dihapus agar harga kapal di dalam negeri bisa bersaing," ujarnya.Dia optimistis jika PPN tersebut dihapus, kapal yang diproduksi di dalam negeri bisa murah atau sama dengan di luar negeri. "Kesempatan untuk industri galangan membangun kapal di dalam negeri juga perlu diperbesar," tegasnya.Sebelumnya, rombongan pemain industri galangan kapal dari China mengincar pasar pelayaran di Indonesia berkat pertumbuhan permintaan pembelian armada niaga nasional yang tinggi di tengah pelaksanaan kebijakan asas cabotage.Ketua Bidang Pengembangan Industri Pelayaran Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners Association (INSA) Ibnu Wibowo  mengatakan sejumlah eksekutif dari industri galangan di China menawarkan produk kapalnya.Ibnu menilai industri galangan luar negeri itu memiliki daya saing lebih baik, karena didukung oleh pemerintahnya, industri supporting, pembiayaan berbunga rendah, produktivitas buruh yang tinggi, dan tax return untuk produk ekspor.Menurut dia, pemerintah, shipyard, perbankan dan industri pendukung di dalam negeri perlu bekerja keras untuk dapat bersaing dengan industri galangan di luar negeri,. "Galangan tidak bisa bekerja sendiri," katanya.Industri galangan, katanya, perlu meningkatkan kapasitas, efisiensi dan penerapan teknologi dan produktivitas tenaga kerja sehingga mampu memproduksi kapal dengan harga yang sama di luar negeri.Dukungan pemerintah itu bisa diwujudkan melalui insentif fiskal dengan membebaskan bea masuk impor komponen kapal karena struktur bangunan kapal masih mengandalkan pasokan melalui impor.Industri kapal niaga nasional meningkat hingga 66,7% menjadi 10.078 unit dalam 6 tahun terakhir. Pada 2005, jumlah armada kapal di Indonesia baru mencapai 6.041 unit atau, terjadi pertambahan sebanyak 4.037 unit.Pertumbuhan jumlah kapal yang tinggi itu menjadi alasan bagi perusahaan galangan dari China untuk masuk ke pasar Indonesia. Selain itu, pangsa pelayaran domestik semakin besar setelah pemerintah menyiapkan langkah-langkah untuk merebut muatan luar negeri. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper