JAKARTA: PT Pertamina Gas (Pertagas) menyatakan optimistis mencapai target pendapatan usaha tahun ini sebesar Rp2,26 triliun dari 6 proyek utama perseroan tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Pertagas Eko Agus Sardjono mengatakan hingga Juli 2011, perseroan sudah membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,36 triliun, meningkat 56,5% dari pendapatan usaha Juli 2010 sebesar Rp869 miliar.
"Kami menargetkan perolehan laba bersih tahun ini sebesar Rp627 miliar dan terus meningkat rata-rata 47% hingga pada 2015 diharapkan mencapai hampir Rp3 triliun," ujarnya akhir pekan lalu.
Dari total pendapatan usaha sebesar Rp1,36 triliun, sebanyak 69% atau Rp943,5 miliar masih disumbang oleh usaha transmisi gas dari hasil produksinya PT Pertamina EP, PHE/JOB, Pertamina EP Cepu dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.
Pertagas memiliki area operasi di 6 area yakni di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatra Tengah. Panjang pipa di 43 ruas saat ini sudah mencapai 1.600 km. Eko mengatakan ruas transmisi gas yang paling menguntungkan berada di ruas Jawa Barat dan Jawa Timur.
Selanjutnya 19% dari pendapatan atau Rp260 miliar disumbang dari usaha niaga gas bumi, dimana Pertagas membeli dan memasarkan gas hasil produksinya Pertamina EP, PHE/JOB, Pertamina EP Cepu dan juga KKKS lainnya.
Usaha transportasi minyak menyumbang 6% dari pendapatan atau sekitar Rp82,3 miliar dan marketing fee menyumbang 4% atau Rp54,4 miliar. Sementara itu, sumbangan dari usaha pemrosesan gas masih sangat kecil, yakni baru menyumbang 2% atau sekitar Rp20,9 miliar.
"Usaha pemrosesan gas memang baru kami mulai pada Mei 2011 ini, dimana kami memroses gas menjadi LPG dan produk ekstraksi lainnya di kilang Tambun. Peak produksinya kami harapkan mencapai 3.000 ton per bulan," jelas Eko.
Enam Proyek Utama
Keenam proyek utama perseroan yang menjadi andalan tahun ini yakni pertama, pembangunan pipa minyak baru Tempino-Plaju sepanjang 267 km dengan diameter 8 inchi, dengan nilai investasi Rp760 miliar. Saat ini status proyek masih proses lelang jasa EPC dan ditargetkan onstream November 2012.
Kedua, proyek pembangunan pipa gas Semarang-Gresik sepanjang 258 km dengan diameter 28 inchi, dengan nilai investasi Rp1,8 triliun. Eko mengatakan saat ini status proyek masih penyusunan FEED oleh konsorsium UGM-UNDIP serta masih mengurus masalah perizinan.
"Tapi PLN sudah bersedia menjadi pembeli gasnya, kami perkirakan sebesar 200-250 mmscfd  dari FSRU Jateng nanti bisa didorong masuk ke pipa Semarang-Gresik untuk menyuplai kebutuhan pembangkit Tambak Lorok. Harganya nanti berapa pun PLN pasti beli, mungkin sekitar US$13 per MBTU," jelas Eko.
Selanjutnya proyek ketiga, pembangunan pipa looping Simpang Y-PUSRI sepanjang 36 km dengan diameter 20 inchi, dengan nilai investasi Rp270 miliar. Saat ini konstruksi sudah mencapai 88% dan diharapkan sudah selesai pada November 2011.
Keempat, pembangunan LPG plant Pondok Tengah dengan nilai investasi Rp45 miliar. Saat ini produksinya rata-rata 50-60 ton per hari dengan kondensat rata-rata 200 BCPD.
Kelima, pembangunan pipa gas Simenggaris-Bunyu sepanjang 70 km dengan diameter 10 inchi, dengan nilai investasi Rp196 miliar. Saat ini masih proses perizinan dan persiapan penyusunan FEED dengan target onstream pada Februari 2013.
Terakhir, pembangunan NGL plant Sumatra Selatan dengan nilai investasi Rp883 miliar. Saat ini progress konstruksi sudah 62% dan target onstream pada September 2012. (ln)