Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Pontianak minati usaha sarang walet

PONTIANAK: Usaha penangkaran sarang burung walet kian bertebaran wilayah Kalimantan Barat khususnya di Kota Pontianak dan Kayong Utara. Masyarakat antusias mendapatkan keuntungan yang besar dari bisnis sarang walet ini. Maklum, air liur walet yang kemudian

PONTIANAK: Usaha penangkaran sarang burung walet kian bertebaran wilayah Kalimantan Barat khususnya di Kota Pontianak dan Kayong Utara. Masyarakat antusias mendapatkan keuntungan yang besar dari bisnis sarang walet ini. Maklum, air liur walet yang kemudian dijual ke penampung rata-rata per kilo bisa mencapat Rp 15 juta hingga Rp20 juta. Harga per kilo sarang walet tersebut juga tergantung kualitas sarang itu sendiri. Bahkan, di Kayong Utara, harga per kilo untuk kualitas super jumbo bisa mencapai Rp 20 juta."Saat ini harganya turun, tetapi masih dikisaran belasan juta per kilonya, kecuali yang super jumbo bisa mencapai dua puluh juta rupiah," ujar Rohana, 45 tahun, pengusaha walet dari Kayong Utara, kepada Bisnis, hari ini.Sementara di Kota Pontianak, rumah-rumah yang dijadikan usaha walet bisa ditemui di setiap sudut kota. Namun tidak sebanyak di Kayong Utara yang memang derahnya jauh lebih kecil dan sepi pemukiman dan penduduk.Di Pontianak, rumah-rumah mewah bahkan dijadikan singgasana burung walet untuk mendirikan sarangnya, dan rumah mewah tersebut sepertinya tidak didiami pemiliknya. Hal ini bisa terlihat di rumah dekat ruas jalan A. Yani dan jalan-jalan protokol di Pontianak.Sedangkan di Kayong Utara yang berjarak sekitar 100 km dari Pontianak, sarang burung wallet kebanyakan berada di ruko-ruko seluas 40 meter persegi. Meskipun ada juga pengusaha walet yang menginvestasikan rumah dengan luas hingga 300 meter persegi."Sebenarnya selain musik yang kita siapkan harus mirip dengan suara walet, burung walet sendiri harus kita buat betah di rumah yang kita siapkan, ya untuk itu rumahnya harus nyaman, ujar Rohana.Menurut Rohana, usaha budidaya walet tidak mesti harus dengan modal besar, dua atau empat pintu juga sudah cukup. "Yang pasti bagaimana walet mau menempati rumah yang kita buat," ujarnya.Menurut Rohana, pemilik usaha walet di Kayong Utara bukan hanya berasal dari penduduk setempat, tetapi juga pengusaha dari kabupaten lain di Kalbar. Bahkan ada pengusaha dari Malaysia dan Singapura yang menanamkan uangnya pada bisnis tersebut. Adapun penduduk setempat dipakai jasanya untuk menjaga rumah walet itu.Bisnis walet ini, tambah Rohana, juga tak lepas dari isu yang berkembang. Selain faktor harga yang juga naik turun, pernah juga diisukan sarang walet sudah tidak laku lagi di pasaran. Pembeli yang langsung datang ke rumah penangkaran sarang walet rata-rata berasal dari Malaysia, Singapura dan Hong Kong.Terkait usaha sarang burung walet ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah menertibkan usaha perorangan budidaya walet. Sementara bagi yang tidak mendaftarkan usahanya tersebut, pihak pemerintah kota berjanji akan melakukan penertiban. Ini sesuai Surat Edaran Walikota bahwa pengusaha walet harus melaporkan usahanya.Saat ini, sebanyak 135 usaha tercatat telah mendaftarkan ke pemkot dan sebanyak 230 usaha mendaftar melalui asosiasi. Adapun yang sudah mengantongi izin sebanyak 111 usaha. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro