Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga komoditas biang keladi target inflasi meleset

JAKARTA: Pemerintah menuding tren kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia sebagai biang keladi atas melesetnya target inflasi di APBN 2011 yang sebesar 5,3%.Laju inflasi tahun ini diprediksi menembus 6% dan akan diupayakan turun menjadi 4,5%

JAKARTA: Pemerintah menuding tren kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia sebagai biang keladi atas melesetnya target inflasi di APBN 2011 yang sebesar 5,3%.Laju inflasi tahun ini diprediksi menembus 6% dan akan diupayakan turun menjadi 4,5% plus/minus 1% pada 2012."Inflasi [2011] kami targetkan 5,3%. Bahwa nanti inflasi selama setahun di 2011 mencapai 6%, itu karena faktor, bukan domestik, tetapi global. Jadi (lonjakan harga) pangan, kenaikan harga energi sangat berpengaruh ke inflasi kita, ujar Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo, pekan ini.Untuk inflasi bulan ini, Menkeu enggan menduga-duga berapa kisaran persentase inflasi yang akan terjadi. Namun, dia melihat tekanannya masih terjaga pada tingkat yang rendah dalam sebulan terakhir.Kami sudah memperhitungkan [asumsi inflasi 2011] dan kami sudah menetapkan asumsi-asumsi [makro lainnya], termasuk untuk harga minyak, ujarnya.Berangkat dari semua faktor eksternal tersebut, Agus memastikan pemerintah akan mengusulkan revisi asumsi makro ekonomi dan penyesuaian portus APBN 2011 kepada DPR, Juli nanti.Dalam dokumen tertulis Kementerian Keuangan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2012, selain inflasi, pemerintah memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi akan terakselerasi hingga 6,5%, lebih tinggi dari perkiraan awal 6,4%.Untuk rata-rata nilai tukar sepanjang 2011 diperkirakan sekitar Rp8.800-9.000 per dolar AS, dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) akan mencapai kisaran US$90-100 per barel.Sementara untuk SBI 3 bulan, pemerintah tidak lagi menjadikanya sebagai dasar penentuan tingkat bunga obligasi negara mengingat Bank Indonesia tidak lagi melelang instrumen moneter tersebut.Sebagai gantinya, pemerintah menggunakan suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan sebagai asumsi, yang diperkirakan sepanjang 2011 berkisar 5,5%-6,5%. Terakhir, tingkat produksi (lifting) minyak, dari target sebesar 970.000 barel per hari (bph) dalam APBN 2011, diyakini hanya akan mampu tercapai sekitar 945.000-970.000 bph.Sejumlah masalah klasik yang kembali menghambat produksi minyak, a.l. belum optimalnya sumur-sumur baru, terbatasnya investasi di sektor migas, keterbatasan peralatan dan teknologi, cuaca buruk dan perubahan iklim, serta dampak penerapan asas cabotage.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper