Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Level BI Rate 7% masih kondusif

BANDUNG: Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) hingga level 7% dinilai masih kondusif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, selama laju inflasi tetap terkendali.M.U. Johan Sidik, Manager Invesment Specialist PT BNP Paribas Invesment Partners,

BANDUNG: Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) hingga level 7% dinilai masih kondusif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, selama laju inflasi tetap terkendali.M.U. Johan Sidik, Manager Invesment Specialist PT BNP Paribas Invesment Partners, mengatakan pasar kemungkinan masih merespons positif kenaikan BI Rate secara moderat, yaitu berkisar antara 50100 basis poin.Pertumbuhan ekonomi kemungkinan tidak akan terganggu asalkan BI Rate naik tidak drastis. Fundamental perekonomian Indonesia masih bagus minimal dalam 5 tahun hingga 10 tahun ke depan, katanya kepada Bisnis di sela-sela Economic Outlook 2011 bersama Bank Permata di Bandung, semalam.Dia menilai suku bunga perbankan di kawasan Asia saat ini masih terlalu rendah, padahal pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara maju.Biasanya, kata dia, ketika ketika tren suku bunga naik menandakan kondisi pasar modal sudah berada pada posisi bottom, dan siap berbalik arah untuk reli penguatan.Dia mengatakan ekspansi kredit perbankan juga tidak akan tersendat apabila BI Rate kembali naik. Pasalnya, kata dia, kebutuhan kredit untuk ekspansi bisnis sejumlah sektor usaha masih sangat besar.Menurut dia, selisih antara suku bunga kredit dengan simpanan saat ini masih cukup lebar, sehingga masih memungkinkan terjadinya penyesuaian suku bunga pinjaman.Selain itu, kata dia, peraturan Bank Indonesia yang membuat batas bawah rasio pinjaman terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) akan mendorong perbankan terus ekspansi kredit.Fungsi BI Rate antara lain untuk meredam ekspektasi infalsi. Apabila inflasi rendah, pertumbuhan ekonomi berpotensi tumbuh semakin bagus, katanya.Johan mengatakan penyesuaian BI Rate juga tidak akan mengganggu aliran dana asing yang masuk ke Indonesia.Menurut dia, arus dana asing yang masuk ke Tanah Air saat ini masih relatif kecil apabila dibandingkan aliran dana yang masuk ke negara-negara berkembang.Bahkan, apabila arus dana asing yang masuk cukup deras, belum tentu bisa tertampung oleh instrumen investasi yang ada di pasar, katanya.Dia berharap pemerintah memperlunak berbagai aturan untuk merangsang perusahaan melantai di bursa (initial public offering /IPO) atau melakukan right issue.Ada analis yang memrediksikan tekanan inflasi akan mereda pada triwulan II, dimana harga komoditas dan pangan relatif stabil. Hal tersebut menghadirkan efek berantai, termasuk untuk perbankan atau emiten yang melantai di bursa, ujarnya.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper