Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga kedelai impor pusingkan pengusaha tempe Malang

MALANG: Pengusaha tempe dan tahu di Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang dan Kota Batu) dipusingkan dengan kenaikan harga kedelai impor dari AS, naik dari Rp4.500 per kg menjadi Rp6.250 per kg.Pengusaha tempe dan tahu asal Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota

MALANG: Pengusaha tempe dan tahu di Malang Raya (Kota/Kabupaten Malang dan Kota Batu) dipusingkan dengan kenaikan harga kedelai impor dari AS, naik dari Rp4.500 per kg menjadi Rp6.250 per kg.Pengusaha tempe dan tahu asal Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu Abdul Khamid mengatakan kenaikan harga kedelai yang cukup drastis berpotensi menimbulkan kerugian.Untuk menekan kerugian, paparnya, pihaknya tidak menaikkan harga jual. Melainkan ukuran tempe dan tahu diperkecil. "Selain itu, kami juga mengalami keterbatasan modal untuk membeli bahan baku kedelai dalam jumlah besar," kata Abdul Khamid, hari ini.Dia mengakui di tengah tingginya harga bahan baku belanja kedelai pun dikurangi, dari rata-rata 50 kg per hari menjadi kurang dari 30 kg."Kami terbiasa menggunakan bahan baku kedelai impor. Selain ukurannya lebih besar, pembuatan tempe dan tahu juga tidak bisa diakali dengan bahan baku kedelai lokal yang ukurannya lebih kecil."Mashudi, pengusaha keripik tempe dan tempe konsumsi di Pusat Industri Kripik dan Tempe Sanan Kota Malang, mengatakan kenaikan bahan baku kedelai impor mengakibatkan harga jual ikut naik dari Rp5.500 per kg menjadi Rp6.250 per kg. Selain itu, ukuran tempe pun diperkecil."Kenaikan harga jual biasanya dibarengi dengan menurunnya omzet penjualan kripik tempe dan tempe konsumsi sekitar 20%," tambahnya.Biaya produksi secara otomatis juga ikut naik hingga 30%. Dia berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Mengingat kedelai impor masih menjadi acuan utama bagi pengusaha tempe untuk berproduksi. Apalagi, harga kedelai lokal, ujarnya, juga relatif tinggi dibandingkan dengan kedelai impor yakni dikisaran Rp6.500-Rp7.000 per kg. Sehingga pengusaha lebih memilih kedelai impor. Kedelai lokal, ujarnya, mempunyai tingkat risiko yang tinggi dan cepat membusuk.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper