JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berharap proses negosiasi harga batu bara dengan produsen dalam negeri bisa segera tuntas menyusul tercapainya kesepakatan dengan beberapa perusahaan.
Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji mengungkapkan saat ini memang sudah ada kesepakatan harga jual dengan beberapa produsen batu bara yang menjadi pemasok bahan bakar."Progress negosiasi dengan mereka [produsen batu bara] cukup baik, tetapi memang belum seluruhnya selesai. Ada beberapa yang sudah sepakat. Kami harapkan bisa tuntas bulan ini, ujarnya hari ini.Hanya saja, lanjutnya, perseroannya tidak bisa menyebutkan besaran harga kesepakatan tersebut karena akan mempengaruhi posisi tawar PLN dengan produsen lainnya.Saya tidak bisa ungkap harganya karena nanti posisi tawar kita jadi lemah. Kita ingin mendapatkan harga yang terbaik.Menurut dia, sejak lonjakan harga batu bara di pasar internasional, produsen batu bara di dalam negeri tetap berkukuh meminta kenaikan harga jual kepada BUMN listrik itu. Namun, jelasnya, saat ini negosiasi yang difasilitasi oleh Kementerian ESDM melalui Ditjen Mineral dan Batu bara sudah berlangsung dengan baik.Inginnya, bulan ini sudah tuntas proses negosiasi dengan semua produsen, tetapi tergantung niat baik dari lawan negosiasi kita, tutur Nur.Senada dengan itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Setiawan mengatakan proses negosiasi harga batu bara antara PLN dengan produsen memang berlangsung cukup baik.Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa perusahan batu bara seperti PT Adaro Indonesia, PT Arutmin Indonesia, dan PT Kideco Jaya Agung yang sudah mencapai kesepakatan harga dengan PLN.Kelihatannya [negosiasi produsen dan PLN] aman tuh. Kalau tidak aman, pasti dua-duanya datang ke saya. Kalo dua-duanya nggak ada yg datang berarti aman. Namun, kelihatannya Arutmin, Kideco, dan Adaro sudah oke, tuturnya.Hanya saja, Bambang tidak menyebutkan besaran harga batu bara yang sudah disepakati oleh ketiga perusahaan tersebut.Seperti diketahui, pembangkit PLN terancam kekurangan pasokan batu bara tahun ini, menyusul kenaikan harga bahan bakar tersebut yang kian melonjak di pasar internasional.Pasalnya, tren harga batu bara yang kian menanjak sejak Oktober 2010, menyebabkan perusahaan listrik pelat merah itu dan para pemasok batu bara kesulitan mencapai kesepakatan harga 2011.Untuk diketahui, kebutuhan batu bara PLN pada tahun ini diperkirakan mencapai 50 juta ton, lebih besar dibandingkan dengan realisasi konsumsi tahun lalu 34,2 juta ton.Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara yang disampaikan PLN, harga batu bara acuan (HBA) pada Oktober 2010 sebesar US$92,68 per ton. Kemudian, naik pada November menjadi US$95,51 per ton, Desember US$103,41 per ton, dan Januari 2011 sebesar US$112,41 per ton.(yn)