JAKARTA: Pemerintah akan mempercepat penggunaan bahan bakar gas, seperti LGV (Liquid Gas for Vehicles) sebagai bahan bakar alternatif, untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh mengatakan pada prinsipnya pemerintah harus mempercepat agar konversi BBM ke gas bagi sektor transportasi umum untuk di daerah tertentu, seperti Jakarta dan sekitarnya bisa segera dilaksanakan."Itu [Jakarta dan sekitarnya] konsumsi [BBM] besar, tetapi di lain pihak, prasarananya masih butuh waktu untuk dibangun. Jalan tengahnya adalah dengan mempercepat LGV," ujarnya hari ini.Darwin berpendapat penggunaan LGV sebagai bahan bakar di sektor transportasi lebih diarahkan ke wilayah-wilayah yang kesediaan infrastruktur gasnya, termasuk stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) masih terbilang minim. "LGV itu sendiri, di tempat-tempat yang memang untuk SPBG-nya sudah bagus, itu tidak perlu. Seperti di Surabaya, itu kan SPBG-nya sudah baik. Mungkin untuk Jakarta baru," tutur Darwin.Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo mengungkapkan pemerintah memang berencana membangun infrastruktur untuk mendukung peningkatan pemanfaatan gas di sektor transportasi.Menurut dia, pembangunan infratrukturnya lebih mudah karena bisa dipasok ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) biasa, dengan penggantian tangki saja. Dia menjelaskan hingga kini sudah ada 19 SPBU yang menyediakan LGV di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.Tahun ini [2011] sudah dianggarkan alokasi dana [untuk pembangunan infrastruktur pemanfaatan gas] di Palembang dan Surabaya, tutur dia.Meskipun belum dijadikan sebagai program nasional, kata dia, pemerintah sudah mulai gencar menyosialisasikan penggunaan BBG, seperti LGV sebagai bahan bakar alternatif.Bahkan, lanjutnya, Kementerian Energi juga akan mengajak agen tunggal pemegang merek (ATPM) sekaligus produsen mobil supaya mulai menyiapkan fasilitas pengalihan bahan bakar (converter kit) untuk BBG.Untuk saat ini, jelasnya, pemerintah memang akan memfokuskan pada pengaturan penggunaan BBM bersubsidi. Namun, dalam pengaturan BBM bersubsidi tersebut, pemerintah juga akan memberikan opsi kepada masyarakat, apakah akan beralih ke pertamax atau ke LGV."Kita mulai mendorong mobil-mobil pribadi untuk menggunakan LGV, kalau dia tidak mau membeli pertamax. Harganya juga lebih murah dibandingkan dengan premium ataupun pertamax, hanya Rp3.600 per liter setara premium [LSP].Dia mengakui konsumen memang harus mengeluarkan biaya investasi awal yang cukup besar, sekitar Rp10 juta untuk pemasangan converter kit di kendaraannya. Namun, kata dia, sebetulnya dalam waktu 1-2 tahun investasi awal itu sudah akan tertutupi dengan adanya penghematan dari penggunaa bahan bakar tersebut.(yn)