G. Wisnu Yulianto, Asisten Manager Public Relation PLN, mengatakan untuk tahap pertama, akan segera direlokasi 4 unit pembangkit dengan total kapasitas 82 MW pada September tahun ini. Sisanya, lanjut dia, akan direlokasi sebanyak 3 unit pembangkit dengan total kapasitas 60 MW pada Februari 2012.
Semua pembangkit yang direlokasi itu merupakan pembangkit listrik tenaga gas [PLTG], dengan total kapasitas 142 MW, kata dia, hari ini.
Dia mengungkapkan hingga kini sistem kelistrikan di wilayah Provinsi Riau masih dipasok dari sistem kelistrikan Sumatera Tengah sebesar 224 MW yang dihasilkan dari PLTA Koto Panjang, PLTG Teluk Lembu, pembangkit IPP (independent power producer/pengembang listrik swasta), PLTG Riau Power, dan sewa genset.
Selain itu, dia menambahkan wilayah Riau juga menerima transfer pasokan listrik dari Sistem Kelistrikan Sumatera Utara dan Sumatera Barat sebesar 106 MW.
Kebutuhan listrik pada saat beban puncak di wilayah Riau, mencapai hingga 330 MW, tetapi kapasitas terpasangnya hanya 350-360 MW, sehingga pas-pasan saja. Kalau ada salah satu pembangkit yang batuk [kendala], supplai pasti terganggu, tutur Wisnu.
Manager Korporat Komunikasi PLN, Bambang Dwiyanto mengatakan selain memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Riau, relokasi 7 PLTG tersebut juga berpotensi mengurangi biaya penggunaan BBM di PLTG Teluk Lembu.
Pasalnya, hingga kini pembangkit tersebut masih menggunakan HSD sehingga memperbesar biaya operasional perseroan. Dengan relokasi ini diperkirakan potensi penghematan yang ada bisa mencapai kisaran Rp860 juta per tahunny, kata dia.
Dia merincikan sebanyak 4 unit pembangkit listrik yang akan direlokasi pada tahap pertama itu terdiri dari, 1 unit PLTG Gilitimur yang berlokasi di Madura dengan daya mampu normal 20 MW, 1 unit PLTG Sunyaragi di Cirebon dengan daya mampu 18 MW, dan 2 Unit PLTG Cilacap dengan daya mampu 2 x 22 MW.
Diperkirakan pada September tahun ini, 4 unit pembangkit listrik itu sudah dapat dioperasikan, tutur dia.
Sementara itu, dia menambahkan sisanya sebanyak 3 unit pembangkit yang segera menyusul direlokasi itu, terdiri dari 1 Unit PLTG Priok dengan daya mampu 20 MW yang berasal dari Madura dan 2 unit pembangkit combine cycle dengan daya mampu 2 x 20 MW yang saat ini berada di Perak-Surabaya.
Menurut dia, ketiga pembangkit tersebut diperkirakan baru dapat dioperasikan pada Februari tahun depan. Selain melakukan relokasi pembangkit listrik hingga 142 MW, rencananya juga akan dilakukan sewa pembangkit di Dumai sebesar 30 MW.
Dia memperkirakan setelah proses relokasi 7 PLTG itu selesai, tentunya akan lebih memperkuat keamanan suplai listrik di Riau, serta memperbesar cadangan daya yang tersedia sehingga pertumbuhan beban di Provinsi Riau akan dapat terlayani dengan lebih baik lagi.