Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah tawarkan 13 WK gas metana

JAKARTA: Pemerintah berencana menawarkan 13 wilayah kerja (WK) baru gas metana batu bara (coal bed methane/CBM) pada tahun ini, guna mendukung pengembangan dan pemanfaatan potensi gas nonkonvensional di Tanah Air.Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi

JAKARTA: Pemerintah berencana menawarkan 13 wilayah kerja (WK) baru gas metana batu bara (coal bed methane/CBM) pada tahun ini, guna mendukung pengembangan dan pemanfaatan potensi gas nonkonvensional di Tanah Air.Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita Herawati Legowo mengatakan dengan penawaran WK baru itu diharapkan bisa memperbanyak keterlibatan perusahaan nasional, sehingga mampu meningkatkan pasokan gas dalam negeri.Selain penawaran untuk 13 WK baru CBM tersebut, dia menambahkan pemerintah berharap untuk 10 CBM yang sudah ditawarkan sebelumnya, bisa ditandatangani pada tahun ini. Tahun ini ada 13 WK baru yang kita tawarkan. Rencananya, saat pembukaan acara Indogas ini [2011], juga ada penandatanganan untuk tiga WK CBM. Namun, karena ada administrasi yang belum selesai, makanya diundur, katanya, hari ini.Menurut dia, dua dari tiga WK CBM yang berlokasi di Kalimantan dan Sumatra Selatan tersebut akan dikembangkan oleh perusahaan nasional, sedangkan sisanya perusahaan multinasional. Kita upayakan saja, mungkin dalam waktu dekat ini, pada Februari bisa ditandatangani [tiga WK CBM], ujar Evita.Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh mengatakan pemerintah telah berkomitmen mengoptimalkan pengembangan pasokan gas alam di dalam negeri dengan memperluas ketersediaan infrastruktur pendukungnya.Menurut dia, pemerintah telah mengembangkan kebijakan untuk mengoptimalkan pasokan gas alam di dalam negeri. Selain itu, dia menambahkan pemerintah juga terus mendorong pembangunan infrastruktur gas alam dan fasilitas lainya, serta sebagai pembangunan transmisi gas bumi dan pipa distribusi.Keberhasilan dalam meningkatkan pasokan gas, baik dari sumber konvensional dan non-konvensional, tidak hanya menguntungkan permintaan domestik, tetapi juga membuka peluang untuk tujuan ekspor dan juga mendukung pasar regional, jelas Darwin.Di sisi lain, Komisioner Independen PT Perusahaan Gas Negara Tbk Tengku Nathan Machmud mengatakan perseroan berencana mencari tambahan pasokan gas dari sumber gas nonkonvensional seperti gas alam cair (LNG) dan CBM, sebagai upaya perusahaan memenuhi kebutuhan permintaan yang semakin meningkat.Namun, lanjutnya, supplai gas dari PGN untuk jangka pendeknya tetap bertumpu kepada sumber gas konvensional yang sudah semakin berkurang jumlahnya. Dalam jangka panjang, suplai gas akan disediakan melalui LNG dan sumber nonkonvensional seperti CBM, tutur dia.Hanya saja, katanya, pengembangan dan pemanfaatan gas nonkonvensional sangat bergantung kepada sejumlah faktor, terutama menyangkut regulasi dan kebijakan pemerintah. Tentunya harus ada kebijakan dan regulasi pendukungnya dari pemerintah, ujar Tengku.Secara terpisah, Shell Internasional Exploration Production (SIEP) menyerahkan data migas lama, yang terdiri dari 8.867 data sumur dan 220 profil seismik. Data sumur yang diserahkan terdiri dari 44.212 laporan dan 25.748 log data. Sementara itu, data seismik, terdiri dari tiga peta dan 51 laporan.Penyerahan data migas yang berlokasi di berbagai daerah di Tanah Air itu dilakukan Guy Outen, Executive Vice President, Commercial, New Business & LNG Shell Indonesia, di sela acara Indogas 2011, hari ini.Terkait pengembangan gas nonkonvensional, Outen mengungkapkan hingga kini Shell cukup aktif melakukan pengembangan gas shale dan CBM di berbagai kawasan di dunia. Saat ini sudah ada tiga inovasi utama Shell di dunia dalam hal pengembangan bahan bakar gas, yakni gas nonkonvensional, Pearl GTL, dan floating liquefaction [FLNG], kata dia.Menurut dia, perusahaan tersebut juga menargetkan untuk menjadi penghasil terbesar produk gas-to-liquid (GTL) dengan perkiraan produksi sekitar 140.000 barrell of equivalent per hari. Sementara itu, untuk LNG ditargetkan bisa berproduksi sebesar 120.000 barell of equivalen per hari.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper