Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bappenas: Harga minyak tak akan sentuh US$100 per barel

JAKARTA: Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan harga minyak mentah dunia sepanjang 2011 tidak akan menyentuh level US$100 per barel.Direktur Bidang Makro Kedeputian Ekonomi Bappenas Bambang Prijambodo memperkirakan harga minyak mentah dunia sepanjang

JAKARTA: Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan harga minyak mentah dunia sepanjang 2011 tidak akan menyentuh level US$100 per barel.Direktur Bidang Makro Kedeputian Ekonomi Bappenas Bambang Prijambodo memperkirakan harga minyak mentah dunia sepanjang tahun ini akan berada pada kisaran US$85-US$90 per barel."Kemungkinan antara US$85-US$90 per barel keseluruhan tahun ini kecuali kalau faktor pendorong [pembentuk harga minyak] mengalami perubahan," katanya di Jakarta kemarin.Menurut dia, setidaknya terdapat dua faktor pendorong kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini yaitu faktor pemulihan ekonomi dunia khususnya di Asia dan faktor gangguan produksi minyak akibat perubahan iklim."Harga minyak dan beberapa komoditi memang meningkat pada tahun ini, akan tetapi tidak akan mendekati atau tidak melewati harga tertinggi yang terjadi pada pertengahan 2008," jelasnya.Perkiraan tersebut, lanjutnya, didasarkan pada pertimbangan bahwa pemulihan ekonomi dunia khususnya di Amerika dan Eropa tidak akan secepat yang diperkirakan sehingga akan sedikit mengerem tingkat permintaan energi dunia.Sementara di Asia, meski pemulihan ekonomi diperkirakan berlangsung cepat, akan tetapi beberapa negara seperti China tetap akan menjaga stabilitas penggunaan energi."Memang dikhawatirkan masalah produksi di negara produsen minyak baik OPEC maupun non-OPEC. Namun, untuk jangka pendek masih ada stock yang cukup sehingga harga minyak tidak akan bergerak liar ke level US$100 per barel," tuturnya.Terkait masalah pelemahan dolar AS, menurut Bambang, tidak akan terlalu signifikan memengaruhi harga minyak dunia. "Pelemahan dolar AS memang memengaruhi, akan tetapi tidak konstan sehingga tidak terlalu berpengaruh," ujarnya.Sementara itu, Sekretaris Menteri PPN/Sekretaris Utama Kepala Bappenas Syahrial Loetan menilai alokasi dana risiko fiskal dalam APBN 2011 sebesar Rp4,2 triliun terlalu kecil di tengah situasi gejolak harga minyak mentah dan komoditas internasional.Menurut dia, melihat gejolak harga minyak mentah dan komoditas internasional yang naik cukup signifikan saat ini membuat alokasi dana risiko fiskal yang dianggarkan dalam APBN 2011 menjadi perlu untuk ditambah."Ya kalau dilihat [sebelum ada kenaikan harga] cukup, akan tetapi kalau dilihat sekarang harga-harga pada naik sehingga rasanya angka itu menjadi kekecilan," katanya.Menurut dia, bila harga minyak dan komoditas internasional bergerak liar di atas ekspektasi dan kemampuan pemerintah, tidak menutup kemungkinan revisi atas APBN 2011 akan dilakukan."Sebetulnya perubahan itu kan tidak harus terjadi, akan tetapi yang namanya situasi global sangat dinamis. Jadi harus makin besar kemungkinannya dilakukan revisi. Pada 2006 sampai empat kali revisi," terangnya.Pemerintah dan DPR dalam APBN 2011 sepakat mengalokasikan dana cadangan risiko fiskal senilai total Rp4,2 triliun yang tidak hanya untuk mitigasi risiko asumsi makro, juga untuk stabilisasi harga pangan maupun land capping.Untuk asumsi harga minyak mentah dalam negeri (ICP) pemerintah mematok US$80 per barel sementara posisi harga ICP saat ini berkisar US$90 per barel.Syahrial menambahkan pos cadangan risiko fiskal merupakan pos anggaran yang sangat diperlukan untuk mengantisipasi masalah-masalah seperti depresiasi nilai tukar rupiah, kenaikan harga minyak mentah, dan terjadinya bencana alam. "Jadi alokasi risiko fiskal itu harus ada," tambahnya.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper