Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Desak The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan

Desakan Trump ini berbanding terbalik dengan keputusan The Fed yang memepertahankan suku bunga sambil menimbang dampak kebijakan tarif terhadap ekonomi AS.
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Al Drago
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Federal Reserve atau The Fed untuk memangkas suku bunga.

Desakan ini berbanding terbalik dengan pendekatan bank sentral AS tersebut yang masih menimbang dampak kebijakan tarif terhadap ekonomi Negeri Paman Sam.

"Fed akan jauh lebih baik jika memangkas suku bunga saat tarif AS mulai bertransisi masuk ke dalam ekonomi. Lakukan hal yang benar. 2 April adalah Hari Pembebasan Amerika!!!" tulis Trump di Truth Social, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (20/3/2025).

Komentar ini muncul di tengah rencana pemerintahannya untuk menerapkan gelombang tarif baru. Ketua Fed Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa kebijakan tarif berpengaruh terhadap inflasi barang, tetapi dampaknya kemungkinan hanya sementara.

Pada pertemuan terbarunya, Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25%-4,50%. Powell meremehkan kekhawatiran perlambatan ekonomi, tetapi mengakui ketidakpastian tarif sebagai faktor yang perlu dipantau.

Pemerintahan Trump berencana mengumumkan tarif tambahan pada 2 April, meskipun rincian spesifik mengenai negara dan tarif yang akan diterapkan masih belum jelas. Para penasihat ekonomi Trump juga memiliki perbedaan pendapat mengenai strategi tarif yang paling efektif.

Seruan Trump agar The Fed memangkas suku bunga terjadi di tengah kondisi ekonomi AS yang tidak menentu. Inflasi masih lebih tinggi dari yang diharapkan konsumen, suku bunga tinggi menekan sektor perumahan, dan proyeksi pertumbuhan ekonomi menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Trump sendiri sering mengirim sinyal beragam terkait kebijakan moneter. Terkadang ia mendesak pemangkasan suku bunga, tetapi di lain kesempatan ia memilih tidak ikut campur. Selama kampanye, ia juga berubah-ubah mengenai seberapa besar independensi Fed dari Gedung Putih.

Meskipun Trump telah menyatakan akan membiarkan Jerome Powell menyelesaikan masa jabatannya, ia sempat menuduh bahwa pemangkasan suku bunga sebelum pemilu bermotif politik untuk menguntungkan Partai Demokrat.

Trump juga beberapa kali menyampaikan keinginannya untuk memiliki pengaruh lebih besar terhadap kebijakan Fed, meskipun secara tradisional bank sentral AS bersifat independen dari pemerintah.

"Saya tidak berpikir saya harus memiliki kewenangan untuk memerintahkannya, tetapi saya berhak mengomentari apakah suku bunga seharusnya naik atau turun," katanya dalam wawancara dengan Bloomberg News pada Oktober 2024.

Namun, sejumlah penasihat ekonominya berpendapat bahwa independensi Fed harus dijaga untuk memastikan kepercayaan publik terhadap sistem ekonomi dan pasar AS.

Penasihat ekonomi utama Trump, Kevin Hassett, menegaskan bahwa Gedung Putih menghormati independensi Fed. Namun, ia menolak proyeksi ekonomi yang lebih rendah dari bank sentral.

The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 1,7%, di bawah proyeksi pemerintah sebesar 2,5%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper