Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui bahwa kebijakan tarifnya bisa menyebabkan “gangguan” dalam jangka pendek, namun ia mengatakan langkah tersebut sebagai bagian dari upaya membangun kembali ekonomi AS.
Melansir Bloomberg, Rabu (5/3/2025), dalam pidato kenegaraan di hadapan Kongres pada Selasa malam, Trump menyatakan bahwa momentum telah kembali dan menegaskan kebijakan perdagangannya akan mempercepat pemulihan ekonomi.
“Tarif ini adalah tentang menjadikan Amerika kembali kaya dan hebat. Ini sedang terjadi dan akan terjadi dengan cepat. Akan ada sedikit gangguan, tapi itu tidak masalah. Tidak akan berdampak besar,” ungkap Trump dalam pidatonya.
Pidato ini disampaikan di tengah tekanan ekonomi yang semakin nyata. Data terbaru menunjukkan sektor manufaktur AS stagnan, inflasi terus meningkat, kepercayaan konsumen melemah, dan pasar saham tertinggal dibandingkan negara lain.
Reaksi pasar terhadap kebijakan tarif terbaru Trump juga penuh gejolak. Indeks S&P 500 anjlok ke level terendah sejak sebelum pemilihannya. Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengisyaratkan bahwa pemerintahan Trump mungkin akan segera mengumumkan skema keringanan tarif bagi barang dari Meksiko dan Kanada.
Namun, dalam pidatonya, Trump tetap bersikeras bahwa kebijakan tarifnya akan memperkuat industri dalam negeri. Ia mengumumkan proyek infrastruktur besar, termasuk pembangunan jaringan pipa gas alam raksasa dan peningkatan produksi mineral strategis serta logam tanah jarang.
Baca Juga
Ia mengeklaim proyek ini akan menarik investasi senilai triliunan dolar dari negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan.
Selain itu, Trump menegaskan bahwa pemerintahannya tengah berupaya mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok dan energi, sembari menyalahkan pendahulunya, Joe Biden, atas inflasi yang ia sebut sebagai “mimpi buruk ekonomi.” Menurutnya, kebijakan yang ia terapkan sudah mulai menunjukkan hasil dalam mendorong pemulihan ekonomi AS.
Namun, pidato Trump juga dipenuhi dinamika politik yang panas. Ia berulang kali disela oleh anggota Partai Demokrat, termasuk Al Green dari Texas, yang akhirnya dikeluarkan dari ruang sidang setelah menolak untuk duduk kembali.
Menanggapi protes tersebut, Trump menyindir bahwa tidak ada satu pun yang bisa dikatakan untuk membuat mereka tersenyum.
Selain agenda ekonomi, Trump juga menyoroti berbagai kebijakan budaya yang menjadi prioritas bagi basis pendukungnya.
Ia menegaskan kembali pembatasan terhadap program keberagaman dan inklusi, memperketat kebijakan pengakuan gender, melarang pria berkompetisi dalam olahraga perempuan—kebijakan yang menargetkan atlet transgender—serta mengumumkan keputusan kontroversial untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.