Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Optimistis Neraca Dagang ke AS Tetap Surplus di Era Kedua Trump

Pergantian kepemimpinan di AS dari Joe Biden ke Donald Trump diyakini membuka peluang-peluang baru bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan juga investasi.
Suasana bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana bongkar muat kontainer dari kapal di pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia optimistis ekspor dan neraca perdagangan ke Amerika Serikat (AS) tetap mencatatkan surplus pada masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan optimisme Indonesia berasal dari tren yang sama pada periode pertama kepemimpinan Trump. Susi menuturkan catatan neraca perdagangan yang positif ini juga berlanjut pada masa kepemimpinan Joe Biden.

"Faktanya pada masa kepemimpinan Trump yang pertama, perdagangan kita naik karena ada peluang-peluang yang terbuka," kata Susiwijono dalam acara peluncuran USABC Sector Overview Report, Navigating Opportunities: Nurturing Dynamic Economic Policies in Indonesia di Jakarta pada Selasa (21/1/2025).

Menurutnya, pergantian kepemimpinan di AS dari Joe Biden ke Donald Trump membuka peluang-peluang baru bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan juga investasi. Seiring dengan hal tersebut, dirinya pun optimistis surplus neraca perdagangan Indonesia ke AS dapat mencatatkan kinerja surplus dan bahkan meningkat.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia dengan AS selalu mencatatkan surplus selama periode pertama kepemimpinan Donald Trump pada 2017-2021.

Pada 2017, surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS adalah sebesar US$8,26 miliar dengan ekspor US$17,79 miliar dan impor US$8,12 miliar.

Kemudian, surplus pada 2018 adalah sebesar US$8,26 miliar dengan ekspor senilai US$18,43 miliar dan impor US$10,17 miliar. Pada 2019, surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS mencapai US$8,58 miliar dengan ekspor sebesar US$17,84 miliar dan impor senilai US$9,26 miliar.

Selanjutnya, neraca perdagangan Indonesia dengan AS mencatatkan surplus US$10,04 miliar dengan kinerja ekspor US$18,62 miliar serta impor US$8,58 miliar. 

Pada 2021, surplus perdagangan Indonesia-AS meningkat menjadi US$14,52 miliar. Kenaikan tersebut seiring dengan catatan ekspor yang mencapai US$25,77 miliar dengan ekspor sebesar US$11,24 miliar.

"Saya yakin di era Trump ini pun kita masih akan bisa lebih tinggi lagi [kinerja dagang Indonesia dengan AS]," tambahnya.

Sebelumnya, Riset Center of Reform on Economics alias Core Indonesia menunjukkan proteksionisme Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan cenderung memberikan dampak positif ke perekonomian Indonesia. 

Research Associate Core Indonesia Sahara menjelaskan riset tersebut menggunakan model global trade analysis policy (GTAP) yang memfokuskan kepada aspek keseimbangan umum antara negara. 

Asumsinya, Trump meningkatkan tarif hingga 60% untuk semua impor dari China dan juga meningkatkan tarif hingga 10% untuk impor dari negara-negara lainnya. "Hasilnya, ini bagi Indonesia sebenarnya bagus. Ada kesempatan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper