Bisnis.com, JAKARTA – Konsensus ekonom meramalkan neraca perdagangan barang atau trade balance membukukan surplus senilai US$1,9 miliar pada Agustus 2024, sejalan dengan meningkatnya ekspor saat impor melambat. Apabila ramalan benar terjadi, maka hal tersebut menandakan berlanjutnya tren surplus menjadi 52 bulan beruntun.
Hasil konsensus ekonom Bloomberg yang berasal dari 21 perusahaan mengestimasikan nilai tengah atau median di angka US$1,9 miliar dengan prediksi tertinggi senilai US$3,6 miliar yang dirilis oleh JP Morgan Chase Bank.
Sementara estimasi terendah untuk capaian neraca perdagangan Agustus 2024 ini masih positif alias surplus di angka US$222 juta dari KB Valbury Sekuritas.
Membandingkan dengan realisasi neraca perdagangan Juli 2024 yang senilai US$472 juta, proyeksi Agustus 2024 cukup optimistis.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro, yang tergabung dalam konsensus, memprediksikan neraca perdagangan Indonesia akan membukukan surplus yang lebih besar senilai US$2,04 miliar pada Agustus 2024.
“Surplus neraca perdagangan naik dari US$0,47 miliar di bulan sebelumnya, seiring dengan penurunan impor yang lebih besar dari bulan ke bulan dibandingkan ekspor,” ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (17/9/2024).
Andry menjelaskan pada saat bersamaan, ekspor diperkirakan akan tetap positif dengan tumbuh 0,55% secara tahunan (year-on-year/YoY). Meski demikian, ekspor secara bulanan (month-to-month/MtM) sedikit terkontraksi sebesar 0,4%.
Ekspor masih tertopang permintaan yang kuat dari mitra dagang utama Indonesia, seperti Uni Eropa, Asean, Korea Selatan, dan China. Sementara penurunan ekspor paling terdampak pada perdagangan internasional Indonesia dengan India.
Senada dengan Asmo, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede melihat peningkatan surplus perdagangan Agustus 2024 dipengaruhi oleh kinerja ekspor bulanan yang meningkat dan diikuti oleh pelemahan kinerja impor.
“Surplus perdagangan Indonesia pada bulan Agustus 2024 diperkirakan meningkat menjadi US$2,29 miliar dari surplus Juli,” tuturnya.
Proyeksi Konsensus Ekonom untuk Neraca Dagang Agustus 2024
Ekonom | Perusahaan | Estimasi (US$, miliar) |
---|---|---|
David E Sumual | PT Bank Central Asia Tbk. | 2,39 |
PT Bank Mandiri Persero Tbk. | 2,04 | |
Lavanya Venkateswaran | OCBC | 2,1 |
Krystal Tan | Asutralia & New Zealand Banking Grp. | 1,45 |
Hosianna Evalita Situmorang | PT Bank Danamon | 1,2 |
PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. | 2,08 | |
Brian Tan | Barclays Bank PLC | 2,64 |
Helmi Arman | Citigrup Securities Indonesia | 1,96 |
Radhika Rao | DBS Bank Ltd | 1,9 |
Pranjul Bhandari | HK and SH Banking Corp Ltd SP BR | 2,45 |
Sin Beng Ong | JP Morgan Chase Bank NA | 3,6 |
Fikri C Permana | KB Calbury Sekuritas | 0,22 |
Jeemin Bang | Moodys Analytics Singapore Pte Ltd | 0,7 |
Euben Paracuelles | Nomura Singapore Limited | 1,79 |
Juniman Juniman | PT Bank Maybang Indonesia Tbk | 1,74 |
Josua Pardede | PT Bank Permata Tbk | 2,29 |
Renno Prawira | PT Ciptadana Sekuritas Asia | 1,31 |
Miguel Chanco | Pantheon Macroeconomics Ltd | 2,25 |
Rully Arya Wibisono | PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia | 1,57 |
Aldian Taloputra | Standard Chartered Bank | 1,82 |
Alvin Liew | United Overseas Bank Limited | 1,5 |
Sumber: Bloomberg, Senin (16/9/2024)