Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Bantah Kabar Pengurangan Saham China di Proyek Nikel

Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan membantah pemerintah membatasi China untuk berinvestasi di Indonesia.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai mengikuti gelar wicara bertajuk ‘Ngobrol yang Paten-Paten Aja Bareng Menko Marinves’ di Menara Global, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/6/2023). Dok ANTARA
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai mengikuti gelar wicara bertajuk ‘Ngobrol yang Paten-Paten Aja Bareng Menko Marinves’ di Menara Global, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/6/2023). Dok ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah kabar pengurangan saham perusahaan China di proyek nikel dalam negeri. 

“enggak ada (pengurangan saham China),” kata Luhut saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).

Luhut menyampaikan, saat ini pemerintah tidak berencana mengurangi saham kepemilikan dan investasi yang ingin masuk ke proyek dalam negeri.

Pemerintah, kata Luhut, sangat terbuka kepada investor asing lainnya yang ingin berinvestasi di Indonesia. 

“Saya sih orang mau masuk silahkan silahkan saja gak ada yang larang, itu kan bebas,” ucapnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pemerintah dikabarkan tengah berupaya mengurangi porsi kepemilikan saham perusahaan China di proyek-proyek smelter nikel baru.  

Diberitakan Bloomberg yang mengutip Financial Times, Jumat (26/7/2024), manuver itu diambil untuk mendorong industri penghiliran bijih nikel domestik bisa mendapat akses subsidi rantai pasok kendaraan listrik dari pemerintah Amerika Serikat (AS).  

“Pemerintah telah berdiskusi dengan beberapa investor untuk membangun smelter baru di mana perusahaan China akan memiliki saham kurang dari 25%,” kata sumber yang mengetahui rencana itu seperti dikutip dari Bloomberg.  

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, pemerintah tidak ikut intervensi dalam keputusan bisnis masing-masing perusahaan untuk mengurangi porsi saham perusahaan China dalam proyek smelter nikel di dalam negeri. 

“Semua proyek disepakati secara business to business antara para pemegang saham, termasuk keputusan komposisi pemegang saham Tiongkok menjadi minoritas,” kata Seto saat dikonfirmasi Bisnis, Jumat (26/7/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper