Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah kabar pengurangan saham perusahaan China di proyek nikel dalam negeri.
“enggak ada (pengurangan saham China),” kata Luhut saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).
Luhut menyampaikan, saat ini pemerintah tidak berencana mengurangi saham kepemilikan dan investasi yang ingin masuk ke proyek dalam negeri.
Pemerintah, kata Luhut, sangat terbuka kepada investor asing lainnya yang ingin berinvestasi di Indonesia.
“Saya sih orang mau masuk silahkan silahkan saja gak ada yang larang, itu kan bebas,” ucapnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pemerintah dikabarkan tengah berupaya mengurangi porsi kepemilikan saham perusahaan China di proyek-proyek smelter nikel baru.
Baca Juga
Diberitakan Bloomberg yang mengutip Financial Times, Jumat (26/7/2024), manuver itu diambil untuk mendorong industri penghiliran bijih nikel domestik bisa mendapat akses subsidi rantai pasok kendaraan listrik dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
“Pemerintah telah berdiskusi dengan beberapa investor untuk membangun smelter baru di mana perusahaan China akan memiliki saham kurang dari 25%,” kata sumber yang mengetahui rencana itu seperti dikutip dari Bloomberg.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, pemerintah tidak ikut intervensi dalam keputusan bisnis masing-masing perusahaan untuk mengurangi porsi saham perusahaan China dalam proyek smelter nikel di dalam negeri.
“Semua proyek disepakati secara business to business antara para pemegang saham, termasuk keputusan komposisi pemegang saham Tiongkok menjadi minoritas,” kata Seto saat dikonfirmasi Bisnis, Jumat (26/7/2024).