Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT KFI Siap Tanggung Jawab Perbaiki Rumah Warga Terdampak Kebakaran di Smelter

PT Kalimantan Ferro Industry menegaskan bakal membenahi rumah warga yang terdampak kebakaran di area smelter nikel mereka di Kalimantan Timur pada Mei 2024.
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) menegaskan bakal membenahi rumah warga yang terdampak kebakaran di area smelter nikel mereka di Kalimantan Timur pada Mei 2024. 

Owner Representative PT Kalimantan Ferro Industry Muhammad Ardhi Soemargo mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab kepada warga yang memang terdampak akibat kebakaran tersebut.

“Pada prinsipnya adalah kami membangun industri, kami akan lama di sana. Ketika memang itu adalah bagian dari kami yang melakukan, 1.000% kami akan betulkan,” kata Ardhi saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Senin (8/7/2024).

Ardhi menuturkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pengecekan terkit insiden kebakaran yang terjadi 2 bulan lalu. Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil final dari pengecekan korban yang terdampak.

“Tapi apapun itu kembali lagi saya sampaikan, kalaupun itu memang benar adalah kami, karena kejadian dalam 16 Mei tersebut, maka kami akan menuntaskan hal tersebut,” ujarnya.

Adapun, Ardhi menyebut, insiden kebakaran pada 16 Mei 2024 terjadi wilayah pengolahan limbah dari PT KFI yang jauh dari kawasan smelter.

“Untuk kejadian tanggal 16 Mei, kami sampaikan terjadi letupan, Bapak katakan kebakaran boleh lah kami sampaikan kebakaran, letupan di limbah, bukan bagian dari smelter,” ucap Ardhi.

Akibat insiden tersebut, Ardhi menuturkan bahwa ada dua orang yang mengalami luka ringan dan langsung dilarikan ke puskesmas terdekat untuk diberikan perawatan.

Dia menambahkan, jika melihat dari dokumen Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada hari kedua pascainsiden, pihak kepolisian sudah mencabut garis polisi di tempat kejadian.

Setelah garis polisi dicabut, Ardhi menuturkan, pihaknya langsung melakukan konstruksi ulang untuk menambahkan dua titik saluran untuk memperbesar debit air tembok.

"Kami tinggikan lagi, jadi ketika ada letupan tidak terjadi kebakaran," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper