Bisnis.com, JAKARTA - Perekonomian Indonesia pada 2023 tercatat tumbuh 5,05%, melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2022 yang sebesar 5,31%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diperkirakan masih berpotensi mengalami perlambatan seiring dengan ketidakpastian global yang masih berlangsung.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia pada 2024 masih akan ditopang oleh permintaan domestik.
Menurutnya, pada semester pertama 2024, potensi tantangan bagi perekonomian Indonesia dapat muncul dari faktor internal dan eksternal.
Dari sisi internal atau di dalam negeri, Josua menjelaskan bahwa ada potensi peningkatan inflasi pangan akibat El Nino, sehingga akan berdampak pada konsumsi rumah tangga.
Selain itu, ketidakpastian terkait pemilihan umum 2024 dapat memicu aksi wait and see investor, yang akan mempengaruhi kinerja pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.
Baca Juga
"Risiko perlambatan kinerja ekspor akibat perlambatan ekonomi global juga menjadi perhatian," katanya kepada Bisnis, dikutip Rabu (7/2/2024).
Meskipun demikian, Josua mengatakan peluang pertumbuhan tetap ada, termasuk disorong oleh peningkatan belanja pemerintah terkait dengan pemilihan umum 2024 dan percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Lebih lanjut, memasuki semester II/2024, dengan selesainya pemilihan umum dan potensi penurunan suku bunga kebijakan global, Josua memperkirakan tekanan eksternal diperkirakan akan berkurang secara bertahap.
Kondisi ini akan memacu investasi langsung dan arus modal masuk masuk ke dalam negeri, bahkan meningkat.
Josua menambahkan, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 juga akan didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang cenderung pro-pertumbuhan.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan tetap kuat, tumbuh sebesar 5,07%" katanya.
Pada konferensi pers, Senin (5/2/2024), Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi 2024 akan mencapai target 5,2%.
"Target tahun ini masih di 5,2%, masih optimis walaupun cuaca hujan dan agak-agak gelap tapi Indonesia terang sendiri," katanya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai kisaran 4,7% hingga 5,5%.
Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan didukung oleh permintaan domestik, utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi, termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilu.
Selain itu, pertumbuhan juga didukung oleh peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan PSN termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sementara itu, Erwin mengatakan kinerja ekspor diperkirakan belum kuat sebagai dampak ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang menurun.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan domestik," katanya.