Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Tantangan Investasi Asing hingga Prospek Saham Nikel

Berita terkait pendanaan asing hingga prospek saham nikel menjadi berita pilihan editor BisnisIndonesia.id.
Top 5 News. Sumber: Canva.
Top 5 News. Sumber: Canva.

Bisnis.com, JAKARTA—Tren perlambatan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) tengah berlangsung di dunia. Faktor daya saing Indonesia juga menjadi sorotan di tengah kebutuhan investasi asing yang membludak.

Berita terkait pendanaan asing hingga prospek saham nikel menjadi berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Sejumlah berita menarik lainnya juga turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.Berikut intisari dari BisnisIndonesia.id, Selasa (23/1/2024):

 1. Mengail Investasi Asing Penuh Tantangan

Perlambatan ekonomi global menekan aktivitas investasi asing langsung di banyak negara termasuk Indonesia. Data UNCTAD yang dirilis akhir pekan lalu mencatat realisasi investasi asing langsung di Asean (Asia Tenggara) turun sebesar 16% menjadi US$192 miliar atau terendah setidaknya dalam 3 tahun terakhir. 

Seluruh negara Asean yang menjadi pusat investasi asing mencatatkan penurunan, a.l. Indonesia, Thailand dan Vietnam. Hal itu mengindikasikan dampak dari ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh ketegangan geopolitik, inflasi yang menekan permintaan hingga bunga acuan yang tinggi turut membatasi investasi pemodal asing. 

Meskipun porsi penanaman modal di Indonesia dalam beberapa kuartal didominasi investor domestik, pemerintah masih berharap besar kepada masuknya investasi asing langsung karena FDI merupakan salah satu indikator daya saing kemudahan berusaha. 

Pada sisi lain kebutuhan investasi di dalam negeri terus menggunung, apalagi setelah pemerintah memperbarui beberapa proyek di seluruh Tanah Air. Salah satunya rencana pengembangan kawasan Batam, Bintan dan Karimun yang membutuhkan investasi per tahun rata-rata Rp97 triliun per tahun selama 2022-2026 dan membengkak menjadi Rp422 triliun per tahun pada 2042-2046. 

Ambil contoh, secara total, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa 20 KEK telah memberikan kontribusi realisasi investasi sebesar Rp177,5 triliun hingga 2023.

2. Duet Emiten Telko Memperkuat Proyek Data Center

Diversifikasi bisnis emiten telekomunikasi ke data center dinilai menjadi langkah positif dalam pengembangan bisnis jangka panjang. Kolaborasi juga menjadi pilihan jitu untuk memperkuat kinerja perseroan. 

Dalam hal ini, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. (ISAT) baru saja mengumumkan kemitraan strategis untuk memperkuat infrastruktur digital melalui ekosistem Internet Exchange (IX). Sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara anak usaha TLKM yakni Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) dan BDx Indonesia. 

Sekadar informasi, BDx Indonesia merupakan perusahaan joint venture dari BDx Data centers (BDx), Indosat, dan Lintasarta. Dalam kesepakatan itu, kedua pemain besar telekomunikasi tersebut akan berbagi infrastruktur data center. 

Secara lebih detail, dengan ekosistem IX yang terkoneksi, konsumen data center TLKM dan ISAT akan merasakan fleksibilitas dalam menggunakan berbagai layanan lewat arsitektur keamanan satu pintu.  Melalui kerjasama ini, semua pihak telah mengindetifikasi titik-titik fokus kunci ekosistem IX dan berfokus pada lokasi carrier-neutral yang memenuhi standar tier 3 dan tersebar di kota-kota utama di Indonesia. 

NeutraDC dan BDx Indonesia yang akan mengelola beberapa IX independen, bersama-sama menyediakan bantuan dan dukungan teknis untuk menciptakan interkoneksi ekosistem IX yang tangguh, meningkatkan ketahanan infrastruktur internet dan menciptakan kerangka kerja internet nasional yang lebih efisien. 

 3. Ramalan Bisnis Properti Tetap Menggeliat Positif di Tahun Pemilu

Sektor properti diyakini akan mengalami pertumbuhan dan juga pemulihan di setiap subsektornya sepanjang tahun ini.

Country Director of Ray White Indonesia Johann Boyke Nurtanio meyakini dengan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini akan membuat sektor properti mengalami kinerja positif di tahun ini.

Menurutnya, sektor properti merupakan salah satu engine terbesar dari pertumbuhan ekonomi sehingga tahun pemilu bukanlah masalah yang besar bagi sektor properti.

“Jangan sampai sentimen global tersalurkan kesini, karena ekonomi kita ini sebagian besar dilandasi oleh konsumsi. Sehingga, konsumsi pasar ini lah yang harus kita jaga,” ujarnya, Senin (22/1/2024).

Boyke mencontohkan dari sisi perkantoran dimana demand ini akan meningkat didorong oleh konsolidasi perusahaan dan perpindahan ke gedung yang lebih baik. Kemudian, untuk pasar kondominium akan mengalami penambahan pasokan sekitar 20.000 unit dari proyek-proyek yang akan selesai tahun depan.

“Para pengembang akan lebih fokus memasarkan produk existing kondominium,” katanya.

 4. Mengurai Polemik TKDN Proyek Pembangkit Listrik EBT

Komitmen pemerintah bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk mencari jalan keluar masalah klausul tingkat komponen dalam negeri (TKDN) proyek pembangkit listrik energi baru terbarukan diharapkan bisa segera menghasilkan keputusan yang dapat mengurai polemik tersebut.

Selama ini, klausul mengenai pemenuhan TKDN tersebut dinilai menjadi 'biang kerok' yang menyebabkan mandeknya pendanaan dari lembaga keuangan internasional, setidaknya untuk 14 proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Tanah Air.

Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya menargetkan lelang pembangkit listrik EBT skala besar di atas 1 GW dapat dimulai pada 2024 oleh PLN, mengingat saat ini permintaan listrik sudah mulai menunjukkan tren peningkatan.

Namun kenyataannya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa sebagian besar proyek pembangkit listrik EBT terhenti saat memasuki masa negosiasi perjanjian jual beli listrik (PPA). Alasannya, sejumlah lender dan badan usaha tidak berkenan dengan ketentuan ihwal TKDN masuk ke dalam PPA dengan PLN.

Berdasarkan catatan ESDM, terdapat 14 proyek pembangkit EBT yang terkendala pendanaan akibat polemik klausul pemenuhan ketentuan TKDN, termasuk empat di antaranya sudah memiliki kesepakatan pendanaan dari Asian Development Bank (ADB), World Bank, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan lembaga pembiayaan lainnya dengan total komitmen investasi lebih dari US$1 miliar.

5. Ramalan Saham Sektor Nikel di Tengah Dilema Industri

Komoditas nikel menjadi salah satu isu yang disoroti dalam debat Calon Wakil Presiden 2024. Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakaming Raka dalam hal ini mengkritisi Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandardar yang membawa wacana nikel tidak digunakan sebagai bahan baku kendaraan listrik dunia.

Dalam konteks tersebut, Gibran mempertanyakan rencana program hilirisasi Timnas AMIN terhadap nikel setelah banyak bicaran soal soal lithium ferro-phosphate (LFP) sebagai alternatif bahan baku baterai kendaraan listrik di pasar global saat ini.

Menanggapi hal tersebut, Cak Imin menilai hawa promosi terhadap potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia tetap diperhitungkan, hanya saja dia memberikan sejumlah catatan.

 “Gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan sosialnya, buruh kita diabaikan, malah banyak tenaga kerja asing, dan juga yang terjadi korban kecelakaan,” ujarnya di sela-sela debat cawapres 2024 kedua, Minggu (21/1/2024).

Belum lagi di Indonesia dikenal sebagai negara penghasil nikel terbesar, meskipun Indonesia bukan satu-satunya negara produsen yang diperhitungkan dunia. Untuk itu, sejumlah emiten penghasil komoditas nikel memiliki peranan penting dalam industri. Tidak jarang isu yang makin panas terkait industri tersebut memengarui dinamika harga saham emiten produsen nikel tersebut. 

Emiten yang dimaksud di antaranya PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), hingga PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA). Emiten tambang logam pelat merah ANTM misalnya dibuka stagnan atau di level Rp1.645. Dalam perdagangan Senin (22/1/2024) saham juga bergerak di rentang harga Rp1.640-Rp1.665.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : BisnisIndonesia.id

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper