Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Ternyata Warga Indonesia Hobi Parkir Modal di Luar Negeri

Ekonom Bright Institute Awalil Rizky mengungkapkan penduduk Indonesia ternyata banyak parkir modal di luar negeri per kuartal III/2023.
Ilustrasi Warga Indonesia Hobi Parkir Modal di Luar Negeri. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi Warga Indonesia Hobi Parkir Modal di Luar Negeri. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Bright Institute Awalil Rizky mengungkapkan penduduk Indonesia ternyata banyak yang parkir dana atau modal di luar negeri per kuartal III/2023. 

Dalam data yang Awalil paparkan, masyarakat Indonesia yang menanamkan modalnya di luar negeri terus meningkat, utamanya sejak kepemimpinan era Joko Widodo (Jokowi). 

Tercatat, pada 2014 posisi modal milik penduduk Indonesia di luar negeri berjenis investasi lainnya, berupa uang dan simpanan, pinjaman, piutang dagang dan uang muka, di angka US$40,2 miiar. 

Sementara pada kuartal III/2023, data yang bersumber dari Bank Indonesia tersebut, membukukan posisi modal di level US$178,84 miliar. 

“Meningkat pesat era Jokowi melampaui posisi milik asing di Indonesia. Parkir modal?” cuit @AwalilRizky di akun X, dikutip Kamis (28/12/2023).  

Peningkatan signifikan terlihat pada 2016, di mana posisi modal milik penduduk Indonesia di luar negeri berjenis investasi Lainnya senilai US$100,4 miliar. Posisi tersebut naik dari US$52 miliar dari 2015.  

Artinya, dalam satu dekade terakhir, sekitar Rp138,6 miliar modal lari ke asing dari Tanah Air.  Di sisi lain, posisi modal asing di Indonesia justru cenderung menurun sejak 2020, di angka US$174,46 miliar menjadi US$164,5 miliar. Angka tersebut pun lebih rendah dari posisi modal WNI di luar negeri. 

Secara umum, Bank Indonesia (BI) melaporkan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal III/2023 mencatat kewajiban neto yang turun dari US$253,8 miliar pada kuartal II/2023 menjadi US$252,6 miliar pada akhir kuartal III/2023.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, penurunan kewajiban neto tersebut bersumber dari penurunan posisi kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang dibarengi dengan peningkatan posisi aset finansial luar negeri (AFLN). 

Tercatat, posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal III/2023 turun sebesar 0,1% (quarter-to-quarter/qtq) menjadi US$716,8 miliar dari US$717,6 miliar pada akhir kuartal II/2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper