Bisnis.com, JAKARTA -- Industri pengolahan obat tradisional atau jamu kini semakin berpotensi mendunia setelah dinobatkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Terlebih penggunaan obat herbal pun semakin masif digunakan warga dunia pascapandemi.
Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan terdapat sejumlah pasar ekspor potensial yang dapat dibidik pengusaha jamu dalam negeri, seperti Thailand, India, China, dan Vietnam.
"Karena kebiasaan negara-negara tersebut dalam mengonsumsi produk herbal sehingga lebih mudah diterima di sana," kata Putu kepada Bisnis, Rabu (13/12/2023).
Dia melihat saat ini beberapa negara juga telah mengalami pergeseran tren, di mana penggunaan produk herbal semakin diminati untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Namun, dia tak memungkiri masih ada tantangan bagi produk jamu lokal untuk menembus pasar ekspor, salah satunya yaitu regulasi di negara tujuan terkait kualitas dan khasiat produk herbal.
"Sehingga pemerintah Indonesia perlu mendorong kerja sama bilateral lebih baik terutama dalam aspek perdagangan dan regulasi produk obat herbal," tuturnya.
Baca Juga
Menurut Putu, jamu sebagai warisan budaya Indonesia memiliki potensi tinggi untuk bisa tembus ke beberapa negara potensial. Untuk mewujudkannya, perlu sinergi antar lembaga, termasuk pelaku industri.
Berdasarkan catatan Kemenperin, kinerja ekspor HS 30 (khususnya produk herbal dan obat alami) hingga bulan Oktober 2023 dimana di dalamnya termasuk obat tradisional memiliki nilai ekspor sebesar US$55,2 juta.
Menurut Putu, nilai tersebut masih cukup tinggi mengingat beberapa produk herbal yang low volume dan high value masih dibutuhkan di Indonesia.
"Nilai ekspor ditunjang dari ekspor produk obat tradisional di mana kekayaan biodiversitas Indonesia menjadi modal dasar dari pemanfaatan obat herbal," pungkasnya.