Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak WTI Melemah Empat Hari Berturut-Turut

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 melemah 0,56% atau 0,47 poin menjadi US$83,27 per barel
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah telah menurun selama empat hari berturut-turut di tengah adanya tanda-tanda bahwa perang Israel vs Hamas akan tetap terkendali untuk sementara waktu.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (25/10/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 melemah 0,56% atau 0,47 poin menjadi US$83,27 per barel pada pukul 14.01 WIB.  

Kemudian, harga minyak Brent kontrak Desember 2023 juga melemah 0,51% atau 0,45 poin ke US$87,62 per barel.

Minyak mentah WTI telah diperdagangkan di dekat US$83 per barel. Sementara itu, minyak mentah Brent merosot di bawah US$88 per barel, menurun setengah setelah kenaikannya sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Harga minyak mentah telah melonjak pada awal perang di tengah kekhawatiran konflik yang akan meningkat, dan berpotensi mengancam ekspor dari Iran serta menyebabkan serangan terhadap kapal tanker di rute-rute pengiriman utama. 

Kekhawatiran tersebut kemudian telah menurun dalam beberapa sesi terakhir, dengan meningkatnya seruan di dalam Israel untuk memikirkan kembali ruang lingkup invasi darat ke Gaza, walaupun risiko gangguan lebih lanjut tetap ada.

“[Rangkaian penurunan minyak] mungkin mencerminkan penahanan invasi darat di Gaza," jelas kepala ekonomi dan strategi Asia di Mizuho Bank Ltd.,Vishnu Varathan.

Namun, menurutnya risiko langsung dari konflik yang lebih tidak terkendali akan tercermin dalam sekejap jika Iran, Lebanon atau yang lainnya akan ikut terlibat.

Untuk diketahui, Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi sepakat untuk melakukan upaya-upaya diplomasi untuk menjaga stabilitas di Timur Tengah, untuk membantu meredakan kekhawatiran akan adanya gangguan besar pada pasar minyak.

Kemudian, Presiden Xi Jinping juga meningkatkan dukungan untuk perekonomian China, menerbitkan obligasi negara tambahan dan menaikkan rasio defisit anggaran. 

Langkah-langkah tersebut dapat mendorong optimisme di pasar keuangan yang lebih luas dan dapat mendukung permintaan di importir minyak mentah terbesar di dunia ini.

American Petroleum Institute pada Selasa (24/10/23) juga menuturkan bahwa persediaan minyak mentah nasional turun 2,67 juta barel pada minggu lalu, yakni sinyal yang berpotensi bullish untuk minyak.

Stok di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, juga diketahui terlihat naik sedikit. Angka resmi akan dirilis pada hari Rabu waktu setempat (25/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper