Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap! BI Rate Bisa Setara dengan Suku Bunga The Fed 5,75 Persen

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan The Fed kemungkinan akan menaikkan FFR ke level 5,75 persen. BI Rate bakal setara dengan Suku Bunga The Fed?
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers devisa hasil ekspor (DHE) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Konferensi pers tersebut membahas terkait kebijakan terbaru mengenai aturan wajib menyimpan DHE sumber daya alam (SDA) di rekening khusus dalam negeri. JIBI/Bisnis/Suselo Jati
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers devisa hasil ekspor (DHE) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/7/2023). Konferensi pers tersebut membahas terkait kebijakan terbaru mengenai aturan wajib menyimpan DHE sumber daya alam (SDA) di rekening khusus dalam negeri. JIBI/Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan, suku bunga AS atau Federal Funds Rate (FFR) masih berpotensi naik mencapai 5,75 persen pada September 2023. Jika Federal Reserve (The Fed) mengambil langkah hawkish, maka FFR akan setara dengan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate.  

Fed Funds Rate baseline kami September nanti akan naik sekali lagi, kami pantau pertumbuhan ekonomi di AS lebih bagus. Kami masih menunggu inflasinya nanti turun lebih cepat atau tidak sehingga pada saat ini kami masih memperkirakan Fed Funds Rate akan naik sekali lagi,” kata Perry dalam paparan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dikutip dari Antara, Selasa (2/8/2023). 

Perry menjelaskan bahwa perkembangan tersebut menyebabkan aliran modal ke negara berkembang atau capital inflow akan lebih selektif dan meningkatkan tekanan nilai tukar di negara selain AS, termasuk Indonesia.

Menurutnya, BI tengah memantau pergerakan inflasi dari AS dengan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen pada bulan ini.

Dia menegaskan keputusan yang diambil BI dilakukan untuk tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak perekonomian yang tidak menentu, terutama dari keputusan The Fed. 

“Intinya kami akan memastikan dampaknya terhadap stabilitas nilai tukar itu tetap terjaga, dan kami tetap koordinasikan dengan KSSK,” ujar Perry.

Seperti diketahui, The Fed telah menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 5,25 persen—5,5 persen pada pertemuan Juli 2023.

Kenaikan suku bunga itu merupakan yang ke-11 kalinya dilakukan The Fed dalam 12 pertemuan terakhirnya.

"The Federal Open Market Committee [FOMC] akan terus menilai informasi tambahan dan implikasinya terhadap kebijakan moneter," kata The Fed seperti yang dilansir dari Reuters pada Kamis (27/7/2023).

Sementara itu, seperti yang dikutip dari Bloomberg, kenaikkan suku bunga acuan tersebut merupakan level tertinggi sejak 2001. Selain itu, kebijakan The Fed itu menandai kenaikan ke-11 sejak Maret 2022, ketika angkanya mendekati nol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper