Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, menyebut potensi belanja produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di dalam negeri mencapai Rp2.000 triliun.
Teten mengatakan potensi belanja UMKM sangat besar karena didukung dengan penetapan substitusi impor belanja barang dan jasa pemerintah dengan produk UMKM sebesar 48 persen.
"Saya kira potensi belanja UMKM sangat besar, BUMN bisa Rp500 triliun untuk beli produk UMKM, IKN bisa Rp400 triliun, pemerintah Rp500 triliun, dan usaha besar Rp400 triliun" kata Teten saat membuka Inabuyer B2B2G Expo 2023 di Smesco, Rabu (5/7/2023).
Lebih lanjut, Teten menilai kebijakan pemerintah mewajibkan belanja produk lokal sebesar 48 persen efektif mendongkrak roda ekonomi UMKM. Hal itu, terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat pandemi bisa menyentuh 5 persen.
Bahkan, dia menyebut saat ini sudah ada 33 UMKM yang masuk dalam daftar perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) di bursa efek.
"Kita juga ingin UMKM kita masuk ke lantai bursa," ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, peningkatan belanja pemerintah terhadap produk UMKM diklaim dapat mendorong jumlah UMKM masuk ke dalam rantai pasok industri. Meskipun saat ini angkanya terbilang kecil, hanya sekitar 7 persen kontribusi UMKM di rantai pasok industri.
Teten mengatakan kontribusi UMKM di rantai pasok industri dalam negeri, masih tertinggal dari Vietnam yang telah mencapai proporsi 24 persen.
Dia menambahkan, dengan UMKM masuk ke dalam rantai pasok industri maka pelaku usaha dapat meningkatkan standar produk mereka menjadi lebih baik.
"Kemenkop juga akan lakukan pendampingan," ujar Teten.