Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengusulkan agar Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dipindahkan ke PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) yang tengah menghadapi masalah keuangan.
Menurut Andre, Irfan telah terbukti mampu memimpin penyelesaian masalah utang maskapai penerbangan pelat merah tersebut. Dia juga telah merampungkan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang berujung damai.
Andre menilai bukti kinerja Irfan juga telah terlihat dari perbaikan kinerja keuangan perseroan. GIAA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp27,7 triliun pada 2022 lalu atau naik dari catatan periode 2021 lalu sebesar Rp19,2 triliun.
“Mungkin Pak Irfan Kamis besok bisa kita sampaikan usulan ke Pak Erick Thohir (Menteri BUMN). Kita pertimbangkan ke Waskita, untuk menyambut tantangan baru,” kata Andre dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Garuda Indonesia di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/6/2023).
Menanggapi hal tersebut, Irfan menegaskan upaya penyelematan Garuda Indonesia tidak hanya dilakukan oleh dirinya. Dia menuturkan, seluruh upaya penyelesaian masalah di GIAA merupakan upaya kolektif seluruh jajaran perseroan.
"Soal Waskita ini ada satu yang fundamental, penyelamatan Garuda itu karena kita semua. Jadi, kalau saya dipindahkan ke Waskita, kalau semuanya enggak ikut juga enggak ada gunanya. Selain itu, saya juga menyadari usia saya sudah tidak lagi muda," ujar Irfan.
Baca Juga
Adapun, Irfan melaporkan pendapatan rata-rata per pesawat GIAA meningkat menjadi US$26 juta atau setara Rp386,56 miliar (kurs jisdor Rp14.868) pada 2022. Jumlah tersebut naik sebesar 11,29 dibandingkan dengan era sebelum pandemi.
Menurut Irfan mengatakan capaian tersebut dapat diperoleh seiring adanya dua pesawat, yakni CRJ-1000 dan ATR yang telah dikembalikan kepada para lessor.
Pengembalian tersebut dilakukan seiring adanya proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dilakukan oleh maskapai plat merah tersebut.
“Kita mampu meningkatkan pendapatan pesawat dalam hitungan tahunan itu karena tidak meneruskan dua pesawat tersebut, [sehingga] kita mampu meningkatkan pendapatan menjadi US$26 juta per pesawat,” ungkap Irfan.