Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Suntikan Modal ke BUMN, Era Jokowi PMN Tembus Rp400 Triliun?

Jelang lengsernya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2024, Kementerian BUMN mengajukan penyertaan modal negara (PMN) tunai sebesar Rp57,96 triliun dari APBN.
Potret Jalan Tol Padang-Pekanbaru salah satu proyek strategis nasional yang menyedot dana pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) pada era Presiden Jokowi - Hutama Karya
Potret Jalan Tol Padang-Pekanbaru salah satu proyek strategis nasional yang menyedot dana pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) pada era Presiden Jokowi - Hutama Karya

Bisnis.com, JAKARTA – Jelang lengsernya Presiden Joko Widodo (Jokowi) tahun depan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengajukan penyertaan modal negara (PMN) tunai sebesar Rp57,96 triliun dan PMN nontunai Rp673 miliar pada 2024. 

Awalnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengajukan PMN sebesar Rp33,9 triliun. Namun, Kementerian Keuangan memutuskan tiga perusahaan pelat merah untuk mendapatkan PMN di 2024, setelah sebelumnnya diusulkan untuk dapat tambahan PMN 2023. 

Ketiga perusahaan tersebut, yaitu holding asuransi dan penjaminan IFG sebesar Rp3,65 triliun, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) sebesar Rp8 triliun, dan PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp12,5 triliun.

“Menteri Keuangan kemarin sudah diputuskan ini menjadi masukan di PMN 2024, makanya kalau kita lihat PMN 2024 ini berubah yang tadinya Rp33,9 triliun menjadi Rp57,96 triliun,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (5/6/2023).

Dengan demikian usulan PMN bertambah sebanyak Rp24,06 triliun menjadi Rp57,96 triliun. 

Jika usulan tersebut dikabulkan oleh DPR, secara historis, besaran PMN tersebut dalam 10 tahun terakhir termasuk yang terbesar ketiga, setelah pada 2020 mencapai Rp75,94 triliun, dan 2015 senilai Rp64,8 triliun. 

Sementara bila dibandingkan dengan 2023, yang mencapai sekitar Rp41,31 triliun, usulan penyertaan modal tersebut lebih besar Rp16,65 triliun. 

Untuk 2023, anggaran tersebut dialokasikan terbesar bagi PT Hutama Karya (Persero) Rp28,9 triliun, PT PLN (persero) Rp10 triliun, PT LEN Industri/Defend ID Rp1,7 triliun, dan Airnav Rp659 miliar. 

Menariknya, dalam data yang Bisnis himpun, Hutama Karya sebagai tulang punggung proyek tol Sumatra hampir selalu menjadi BUMN yang mendapatkan penyertaan jumbo. 

Masuk pada tahun Covid-19 mulai atau 2020, terdapat Rp56,288 triliun merupakan dukungan dalam bentuk PMN dan sebesar Rp19,65 triliun dalam bentuk pinjaman Investasi Pemerintah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (IP PEN).

HK mendapatkan Rp3,5 triliun pada PMN tahap pertama dan tambahan Rp7,5 triliun pada tahap kedua, untuk mempercepat pengerjaan proyek infrastruktur, yang diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang besar kepada perekonomian di sekitar.

Sementara pada 2021 HK mendapatkan penyertaan PMN sebesar Rp6,2 triliun. Kemudian pada masa pandemi Covid-19 tersebut terdapat penyaluran PMN tambahan untuk HK hingga Rp9 triliun dan PT Waskita Karya sebesar Rp7,9 triliun. 

Pada 2022, perusahaan konstruksi yang terjun dalam membangun Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) tersebut mendapatkan penyertaan hingga Rp23,85 triliun untuk melanjutkan pembangunan 8 ruas JTTS. 

Untuk 2024, HK diusulkan mendapatkan PMN sebesar Rp10 triliun untuk pendanaan masa operasi. 

Adapun PMN tambahan yang disepakati berdasarkan rapat internal dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 28 April 2023 salah satunya, Hutama Karya sebesar Rp12,5 triliun untuk penyelesaian pembangunan ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung).

Daftar PMN untuk BUMN oleh Jokowi sejak 2015-2024

1. 2015 - Rp64,8 triliun 

2. 2016 - Rp44,38 triliun

3. 2017 - Rp6 triliun 

4. 2018 - Rp3,6 triliun

5. 2019 - Rp17,8 triliun

6. 2020 - Rp75,94 triliun 

7. 2021 - Rp52 triliun 

8. 2022 - 38,47 triliun 

9. 2023 - Rp41,31 triliun

10. 2024 - Rp57,96 triliun (usulan) 

Total PMN bila ditambah dengan usulan pada 2024, era Jokowi mencatatkan penyertaan modal mencapai Rp402,26 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper