Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Indonesian Aid atau Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) mengirimkan1,5 juta dosis Vaksin Pentavalen senilai Rp30,3 miliar kepada Nigeria.
Vaksin pentavalen merupakan gabungan dari enam vaksin dasar yaitu difteri, polio, pertusis, tetanus, hepatitis B, sertahib (haemophylusinfluenza tybe B). Dengan pentavalen, bayi yang awalnya harus menjalani sembilan kali suntik vaksin DPT, HB, dan Hib, kini disederhanakan hanya menjadi tiga kali suntik.
Vaksin hasil produksi PT Bio Farma (Persero) rencananya dikirim dalam dua tahapan. Tahap pertama sebanyak 730.000 dosis vaksin dikirim hari ini, Minggu (28/5/2023) di Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta, Tangerang.
Sementara itu, sebanyak 850.000 dosis vaksin bakal dikirimkan ke Nigeria pada tahap kedua yang rencananya berlangsung pada Juni mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pengiriman vaksin tersebut merupakan salah satu wujud amanat dari Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
"Pengiriman vaksin Bio Farma merupakan wujud amanat UU APBN 2022, yaitu beri hibah ke pemerintah asing atau lembaga asing yang harus memberi manfaat ekonomi," ujarnya di Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta.
Baca Juga
Menkeu menambahkan pengiriman vaksin juga menjadi langkah awal dari berbagai program LDKPI hasil kelolaan endowment fund yang telah dialokasikan sebesar Rp8 triliun untuk mendukung diplomasi.
Selain Sri Mulyani, pelepasan hibah vaksin juga dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Direktur Utama LDKPI Tormarbulang Lumbantobing, dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani.
Retno Marsudi menyampaikan bahwa Nigeria adalah sahabat dekat Indonesia, salah satu negara besar di Afrika dan merupakan salah satu mitra penting ekonomi Indonesia di Afrika.
Dia juga mengungkapkan ekspor Indonesia ke Nigeria merupakan terbesar ketiga setelah Afrika Selatan dan Kenya. Selain itu, 15 perusahaan Tanah Air juga beroperasi di Nigeria, mulai dari bisnis makanan hingga kosmetik.
Tak cuma itu, Retno menuturkan bahwa Indonesia dan negara-negara Afrika memang sudah berjuang bersama sejak tahun 1955, tepatnya saat Konferensi Asia Afrika yang menghasilkan Bandung Spirit.
"Pengiriman Vaksin Pentavalen produksi Bio Farma Indonesia ke Nigeria adalah refleksinya dari Bandung Spirit, refleksi dari solidaritas, refleksi kebersamaan antara 2 negara dari The Global South," pungkasnya.
Di sisi lain, Nigeria merupakan negara dengan penduduk terbanyak sekaligus terpadat di benua Afrika dengan total populasi sebesar 211 juta penduduk dan angka kelahiran mencapai 7,7 juta bayi per tahun.
Ironinya, cakupan imunisasi wajib di negara tersebut masih di bawah rata-rata. Negara-negara berpendapatan menengah ke bawah (low middle-income country) di kawasan Afrika termasuk Nigeria memang mengalami kesulitan akses dalam mendapatkan vaksin.
Hal itu dikarenakan tingginya harga serta mahalnya biaya produksi dan pengembangan. Sampai saat ini, negara-negara di Afrika masih bergantung pada pengadaan vaksin dari UNICEF, Covax Facility dan bantuan negara lain.