Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menorehkan kinerja gemilang dengan mencatatkan laba bersih Rp16,04 triliun pada kuartal I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan yang diunggah ke laman Bursa Efek Indonesia, laba bersih PLN melejit 199,33 persen secara year-on-year (yoy), dibandingkan periode yang sama 2022 sebesar Rp5,35 triliun.
Bahkan, laba bersih PLN hingga 31 Maret 2023 lebih tinggi dari capaian laba sepanjang tahun 2022 yang sebesar Rp14,33 triliun.
Lonjakan laba perseroan didorong oleh kenaikan pendapatan 19,96 persen yoy menjadi Rp115,07 triliun dibanding kuartal I/2022 sebesar Rp95,92 triliun.
Secara perinci berdasarkan segmen, pendapatan PLN ditopang oleh penjualan tenaga listrik Rp78,86 triliun, pendapatan kompensasi Rp18,51 triliun, subsidi listrik pemerintah Rp15,71 triliun, penyambungan pelanggan Rp277,75 juta, dan pendapatan lain-lain Rp1,69 triliun.
Seiring kenaikan pendapatan, beban usaha perseroan ikut terkerek 18,20 persen yoy menjadi Rp100 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp84,59 triliun.
Baca Juga
Beberapa beban usaha perseroan di antaranya termasuk bahan bakar dan pelumas, pembelian tenaga listrik, penyusutan aset tetap, sewa, kepegawaian, dan lain-lain.
Alhasil, laba usaha PLN naik 33,07 persen yoy menjadi Rp15,06 triliun dibanding periode tahun sebelumnya sebesar Rp11,32 triliun.
Keuntungan kurs mata uang asing menjadi salah satu penopang. Pasalnya, pada triwulan pertama tahun ini keuntungan dari kurs valas mencapai Rp11 triliun, berbanding terbalik dengan periode yang sama 2022 dengan rugi kurs Rp13 miliar.
Secara neraca, total aset PLN tumbuh menjadi Rp1.646,59 triliun hingga 31 Maret 2023 dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp1.638,13 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp638,67 triliun dibanding akhir 2022 sebesar Rp646,68 triliun. Adapun ekuitas naik menjadi Rp1.007,92 triliun dibanding Desember 2022 sebesar Rp991,45 triliun.