Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai jalan ditempuh untuk mengejar target bebas emisi pada 2060. Namun, skema yang disiapkan pemerintah untuk memuluskan program dedieselisasi pembangkit masih dihadapkan pada berbagai tantangan.
Secara keseluruhan, setidaknya ada sekitar 5.200 unit PLTD berkapasitas 2,37 gigawatt (GW) di 2.130 lokasi yang akan dialihkan melalui program dedieselisasi.
Selain itu, terdapat informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan redaksi BisnisIndonesia.id pada Jumat (28/4/2023).
1. Memacu Program Dedieselisasi Pembangkit Listrik Meski Berliku
Mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pada pembangkit listrik melalui program dedieselisasi menjadi salah satu strategi pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060 sekaligus mengejar bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.
Program konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) atau dedieselisasi tersebut dilakukan dengan cara mengonversi PLTD ke pembangkit dengan teknologi terbaru berbasis energi bersih dan ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, setidaknya ada sekitar 5.200 unit PLTD berkapasitas 2,37 gigawatt (GW) di 2.130 lokasi yang akan dialihkan melalui program dedieselisasi tersebut. Adapun, program dedieselisasi pembangkit-pembangkit itu akan dilakukan dengan tiga skema, yakni pertama, konversi PLTD menjadi pembangkit listrik tenaga EBT (PLT EBT) berkapasitas 500 MW.
2. Menilik Kebijakan Anyar Ekspor CPO Jamin Pasokan Minyak Goreng
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengeluarkan empat kebijakan anyar terkait ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya beserta minyak goreng.
Keempat kebijakan baru tersebut akan menghapus kebijakan lama yang bertujuan menjaga keseimbangan ekspor CPO dengan kebutuhan minyak goreng domestik dan memperbanyak porsi minyak goreng kemasan. Kebijakan ini juga sebagai upaya untuk menjamin harga minyak goreng di pasar rakyat tetap stabil dan terjangkau.
Adapun empat kebijakan baru itu antara lain: pertama, pemerintah menurunkan target pasokan kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) untuk program minyak goreng rakyat menjadi 300.000 ton per bulan, dari sebelumnya 450.000 ton.
3. Gerakan Dedolarisasi, Mungkinkah Dolar AS Ditinggalkan?
Keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) mulai dipertanyakan, utamanya setelah rentetan krisis yang menimpa ekonomi global dalam 2 tahun terakhir.
Gerakan itu biasa disebut dedolarisasi, yakni menjadikan mata uang lain selain dolar AS sebagai alat bayar transaksi perdagangan atau cadangan devisa agar tidak lagi bergantung pada greenback (dolar AS).
Sinyal kuat dedolarisasi yang terbaru terlihat dari langkah aliansi BRICS yang terdiri dari brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan untuk membuat mata uang baru. Bahkan, sebanyak 19 negara lainnya sudah meminta bergabung dalam pertemuan 2-3 Juni di Cape Town.
4. Sinyal Waspada Aset Kripto Atas Manuver The Fed
Aset kripto berkapitalisasi jumbo kembali tertekan sentimen ekspektasi suku bunga The Fed hingga inflasi Amerika Serikat. Kondisi tersebut dinilai bakal mempersulit koin kripto paling jumbo, Bitcoin kembali menembus teritori US$30.000.
Dalam hal ini Bitcoin selama seminggu terakhir terkoreksi menuju level US$27.000 per koin. Berdasarkan data coinmarketcap, Kamis (27/4/2023), aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu berada di level US$29.040 per koin atau meningkat 2,36 persen dalam 24 jam. Sementara jika diakumulasikan selama sepekan, BTC telah naik 0,62 persen.
Selanjutnya, aset kripto terbesar kedua, Ethereum (ETH) masih bertahan di posisi US$1.907 per koin atau naik 1,99 persen dalam 24 jam dan turun 1,97 dalam sepekan. Lain hal dengan stablecoin seperti USDC dan USDT yang justru nyaman berada di zona merah. USDT berada di level US$1 per koin atau turun 0,1 persen dalam 24 jam, sedangkan USDC berada di level US$0,99 per koin atau turun 0,01 dalam 24 jam.
5. Harap Cemas Distribusi Pemudik Saat Arus Balik Usai Lebaran
Sedikitnya 55,8 persen kendaraan belum kembali ke Jakarta dan sekitarnya melalui Tol Trans Jawa hingga H+4 Lebaran atau Kamis (27/4/2023). Sisanya diperkirakan bakal balik ke Ibu Kota pada akhir pekan ini.
Volume kendaraan dari Jawa dan Sumatra yang kembali ke Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi juga baru mencapai 30,45 persen setidaknya hingga H+2 Hari Raya Idulfitri 1444 H dari prediksi 1,6 juta kendaraan sampai H+7 usai Lebaran. Kondisi ini mengindikasikan distribusi pemudik yang hendak balik ke wilayah domisili bakal terpecah hingga beberapa hari ke depan.
PT Jasa Marga (Persero), Tbk mendapati baru 487.986 kendaraan kembali ke wilayah Jabodetabek pada H+1 hingga H+2 pascalebaran. Jumlah ini terekam dari empat gerbang tol (GT) utama yakni GT Cikupa dari arah Merak, GT Ciawi dari arah Puncak, GT Cikampek Utama dari arah Trans Jawa, serta GT Kalihurip Utama dari arah bandung.