Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah masih menunggu hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) soal rencana impor rangkaian kereta rel listrik (KRL) bekas asal Jepang yang diajukan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, proses audit saat ini tengah berlangsung. Meski demikian, Luhut tidak menyebutkan secara rinci kapan hasil audit tersebut akan rampung.
"Proses auditnya baru dimulai, kita menunggu hasilnya," jelasnya saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Sebelumnya, Luhut sempat memperkirakan proses audit BPKP akan rampung dalam 10 hari ke depan.
Ditemui pada acara yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo menegaskan opsi retrofit akan menjadi pilihan utama jika nantinya audit BPKP menunjukkan kebutuhan mendesak untuk melakukan penggantian rangkaian KRL.
Adapun, opsi retrofit adalah penambahan atau pembaruan teknologi atau fitur baru pada rangkaian kereta lama.
Baca Juga
"Itu [retrofit] kan pilihan yang paling mungkin," ujarnya.
Sebelumnya, PT KCI berencana untuk melakukan impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB) berupa 120 Unit KRL Type E217 untuk kebutuhan 2023. PT KCI juga hendak mengimpor 228 Unit KRL Type E217 untuk tahun kebutuhan 2024 dengan Pos Tarif/HS Code 8603.10.00.
Berdasarkan informasi dari laman resmi East Japan Railway Company atau JR East, KRL tipe E217 merupakan rangkaian kereta yang pertama kali diperkenalkan ke publik Jepang pada Desember 1994.
Rangkaian kereta ini diproduksi oleh JR East dan memiliki kecepatan maksimal 120 kilometer per jam. KRL seri E217 diproduksi mulai Desember 1994 hingga 1999 dan melayani rute Yokosuka Line, Sobu Line Rapid, Sobu Main Line, Sotobo Line, Uchibo Line, Narita Line, serta Kashima Line di Jepang.
Adapun, mulai 2020 hingga 2024 JR East akan mengganti KRL E217 dengan penerusnya, yaitu seri E235.