Bisnis.com, BANYUWANGI - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter memastikan belum melakukan impor KRL bekas asal Jepang karena masih menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selesai.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan pemesanan akan dilakukan setelah mendapat restu dari pemerintah dan rampungnya hasil audit BPKP.
"Kita memang belum pesan, belum ada izin belum dipesan," ujarnya, setelah penandatanganan kontrak pengadaan kereta, Kamis (9/3/2023).
Anne mengaku hingga kini memang sudah ada solusi dari pemerintah untuk pengadaan kereta bukan baru. Namun, perseroan memilih untuk menindaklanjuti pemesanan setelah adanya pernyataan resmi dari pemerintah.
"Sudah ada solusi dari pemerintah untuk kereta bukan baru. Kami tunggu, nanti kita update," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kejelasan soal rencana impor KRL bekas dari Jepang yang diajukan PT KCI.
Baca Juga
Luhut menjelaskan, keputusan impor KRL akan menunggu hasil audit BPKP. Dia memperkirakan audit tersebut akan rampung dalam 10 hari ke depan.
"Jadi kita audit dulu mengenai kebutuhan, kereta apinya, dan juga harganya. Setelah audit selesai, baru kita tindaklanjuti sesuai dengan langkah-langkah yang sudah disepakati," kata Luhut, Senin (6/3/2023).
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menambahkan jika hasil audit BPKP menunjukkan kebutuhan mendesak untuk melakukan penggantian rangkaian KRL yang segera pensiun, pemerintah akan memprioritaskan opsi retrofit.
Opsi retrofit adalah penambahan teknologi atau fitur baru pada sistem lama. Agus menuturkan, opsi tersebut memungkinkan adanya penyerapan tenaga kerja kerja dalam prosesnya.