Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chatib Basri Ungkap Perpsektif Ekonomi dari Kencan Online, Apa Itu?

Fenomena kencan daring atau online dating dapat dilihat dari perspektif ekonomi. Ini penjelasan Mantan Menkeu Chatib Basri.
Ilustrasi perempuan mencari jodoh di aplikasi kencan atau dating apps
Ilustrasi perempuan mencari jodoh di aplikasi kencan atau dating apps

Bisnis.com, JAKARTA —  Menteri Keuangan periode 2013—2014 dan pengajar senior Universitas Indonesia Chatib Basri menilai fenomena kencan daring atau online dating dapat dilihat dari perspektif ekonomi, baik terkait penawaran dan permintaan, maupun asimetri informasi yang menyebabkan seleksi merugikan atau adverse selection.

Hal tersebut disampaikan oleh Chatib Basri dalam unggahan di akun Instagramnya. Dede, panggilan akrab Chatib, menjawab pertanyaan soal penjelasan fenomena online dating dari perspektif ekonomi.

Menurut Chatib, sebuah kencan dapat terjadi apabila permintaan (demand) bertemu dengan penawarannya (supply). Namun, pertemuan itu terjadi dengan asumsi informasi dari sisi permintaan dan penawaran adalah sebenar-benarnya atau sempurna.

Masalahnya, dalam platform online dating, orang-orang cenderung tidak memberikan informasi secara sempurna atau hanya menunjukkan hal-hal baik dalam dirinya. Hal itu dapat dimaklumi, karena orang-orang ingin dirinya 'laku' di pasar online dating.

"[Apabila informasi yang ditampilkan tidak sempurna,] ada risiko yang di dalam ekonomi dikenal sebagai asymetric information," ujar Dede dalam unggahannya, Sabtu (4/2/2023).

Dede merujuk pada karya George Arthur Akerlof, peraih nobel ekonomi pada 2001, yang berjudul The Market for 'Lemons': Quality Uncertainty and The Market Mechanism. Jurnal itu menjelaskan fenomena asimetri informasi dalam dunia ekonomi.

Menurut Chatib, asimetri informasi dalam platform online dating membuat orang-orang menyadari risiko yang ada. Mereka pun cenderung tidak sepenuhnya percaya terhadap profil yang ditampilkan orang-orang karena tahu bahwa hanya hal-hal positif yang muncul di permukaan.

"Apa implikasinya ke pasar online dating? Ada kemungkinan bahwa mereka yang memberikan profil sesungguhnya, setiap kali menerima informasi mereka berpikir bahwa ada risiko profil yang diterima itu bukan profil sesungguhnya. Sehingga, ada kemungkinan mereka yang memberikan profil sesungguhnya akan meninggalkan pasar," ujarnya.

Orang-orang yang tersisa di pasar online dating, menurut Chatib, adalah mereka mungkin menampilkan apa yang tidak sejalan dengan profil sesungguhnya. Saat itu, terjadilah apa yang disebut dalam ekonomi sebagai fenomena adverse selection.

"Di dalam konteks ini, maka online dating hanya bisa berjalan dengan baik jika informasi diberikan secara sempurna," ujar Dede.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper