Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Dilonggarkan, Tingkat Kekosongan Hotel di Jakarta Turun 11 Persen

Tingkat kekosongan ruang hotel turun dari 63 persen di 2021 menjadi 52 persen di tahun ini. Ini faktor pemicunya.
Resepsionis hotel sedang melayani calon konsumen./Ilustrasi-Bisnis-Amri Nur Rahmat
Resepsionis hotel sedang melayani calon konsumen./Ilustrasi-Bisnis-Amri Nur Rahmat

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor perhotelan menunjukkan tingkat resiliensi yang tinggi sepanjang 2022. Hal ini dibuktikan dengan penurunan tingkat kekosongan ruang hotel di Jakarta hingga 11 persen dari tahun sebelumnya.

Director of Strategic Consulting dari Cushman & Wakefield, Arief Rahardjo, mengatakan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) semakin meningkatkan mobilitas pelancong yang berdampak pada kebutuhan hotel di Jakarta.

"Peningkatan perjalanan bisnis FIT (free and independent traveler) dan aktivitas meeting perusahaan berkontribusi menurunkan tingkat kekosongan dari 63 persen di tahun 2021 menjadi 52 persen di tahun 2022," kata Arief, dikutip Rabu (21/12/2022).

Data dari Cushman & Wakefield menunjukkan tingkat kekosongan ruang hotel yang mulai menurun memicu kenaikan harga rata-rata kamar di seluruh segmen pasar sepanjang tahun ini.

Di akhir 2022, harga rata-rata kamar per malam berada di kisaran Rp400.000-Rp700.000 untuk bintang 3 tumbuh 10 persen (year-on-year/yoy). Lalu, untuk bintang 4 di kisaran Rp687.000 per malam, tumbuh 25 persen yoy.

Sementara, harga rata-rata hotel bintang 5 mulai dari Rp1,4 juta tumbuh 45 persen yoy, dan hotel mewah seharga Rp1,9 juta tumbuh 28 persen yoy.

"Pertumbuhan harga rata-rata kamar diperkirakan akan kembali ke level normal positif pada tahun 2023 seiring dengan peningkatan okupansi," ujarnya.

Di sisi lain, total pasokan kaamr hotel di Jakarta pada akhir tahun 2022 berjumlah 42.500 kamar yang mencakup kamar hotel bintang 3 hingga hotel mewah. Total pasokan tersebut meningkat 1,6 persen yoy.

Arief memproyeksi total pasokan baru akan bertambah 600 kamar hotel yang beroperasi di 2023. Angka tersebut masih jauh dari total pasokan baru sebelum pandemi 2019 sebanyak 2.400 kamar.

Namun, banyak sentimen positif yang akan mendorong penyerapan pasar perhotelan, di antaranya yaitu pencabutan larangan perjalanan internasional Indonesia pada 12 Januari 2022 lalu yang menjadi tonggak penting kebangkitan pariwisata.

Terlebih, di 2023 mendatang, dia memprediksi akan ada banyak kegiatan rapat dari kalangan pemerintah dan partai politik menjelang tahun Pemilu 2024 yang akan berkontribusi menyerap ruang hotel.

"Di tahun 2023 diperkirakan pemulihan akan terus berlanjut dari pasar perjalanan domestik ke tingkat pra-pandemi dengan pembangunan kembali pasar," ungkapnya.

Di samping itu, dia tak menutup kemungkinan kondisi ekonomi global, inflasi yang lebih tinggi dan biaya energi, ketengangan geopolitik, dan risiko varian baru Covid-19 dapat memberikan risiko penurunan lebih lanjut untuk pemulihan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper