Bisnis, JAKARTA - Dewan Gubernur Bank Indonesia masih memberikan sinyal kuning terhadap risiko resesi global kendati Federal Reserve atau The Fed menunjukkan perlambatan kenaikan suku bunga.
Kekhawatiran Bank Indonesia terhadap risiko resesi menjadi satu dari lima berita pilihan yang kami rangkum dalam Top 5 News edisi Kamis (15/12/2022).
1. BI Masih Waspadai Resesi Meski The Fed Melonggar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperingatkan belum meredanya risiko resesi global, meski sudah ada sinyal perlambatan kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed).
Kendati akan naik dengan laju yang lebih rendah, Perry mengatakan salah satu risiko ekonomi global adalah tingkat suku bunga global yang tetap tinggi dan berlangsung lebih lama pada 2023.
Dia memperkirakan, suku bunga The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS), akan mencapai 5 persen untuk merespons lonjakan inflasi di negara itu. “FFR [Fed Funds Rate] bisa mencapai 5 persen untuk merespons inflasi dan akan tetap tinggi selama 2023,” katanya dalam acara seminar nasional, Rabu (14/12/2022).
Baca Juga
Perry memperkirakan, perekonomian global berpotensi menurun. Hal ini tercermin dari risiko resesi di AS dan Eropa yang meningkat.
2. Utak Atik Skema Kontrak Bagi Hasil Minyak untuk Lapangan MNK
Cukup tingginya tingkat kesulitan dalam menggarap potensi minyak dan gas bumi nonkonvensional (MNK) yang berdampak pada besarnya biaya yang dibutuhkan, membuat pengembangan lapangan migas ini menjadi tidak menarik bagi investor.
Kendati Indonesia memiliki berbagai jenis MNK, tetapi perkembangan teknologi dan biaya produksi menjadi tantangan untuk mendapatkan MNK yang berkualitas tinggi. Belum lagi, waktu yang dibutuhkan untuk menggarap MNK juga cukup panjang karena dari segi usia reservoir-nya masih terbilang muda.
Namun, pemerintah terus berupaya mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas untuk mempercepat kegiatan eksploitasi migas nonkonvensional. Harapannya, kontribusi dari lapangan MNK bisa mencapai 100.000 barel per hari pada 2030.
Berdasarkan proyeksi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), cadangan migas di wilayah kerja nonkonvensional itu mencapai 6,3 miliar barel, sedangkan gas di kisaran 6,1 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF).
Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mendukung sekaligus mendorong pengembangan lapangan MNK, terutama menyangkut aturan mainnya melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2021 tentang tentang Tatacara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja Migas.
3. Adu Promo KPR Bank Jumbo Demi Gaet Nasabah
Naiknya sudah bunga acuan Bank Indonesia yang sudah cukup tinggi akhir-akhir ini mau tidak mau akan mendorong penyesuaian tingkat bunga kredit konsumsi di kalangan perbankan, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR). Kondisi ini berpotensi memicu penurunan permintaan KPR.
Kalangan perbankan pun tampaknya tak ingin tinggal diam. Kendati efek penyesuaian suku bunga kemungkinan sulit untuk dihindari, bank-bank menawarkan alternatif promosi guna menarik minat masyarakat untuk tetap menarik KPR.
Bank Indonesia (BI) sendiri telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen per November 2022. Alhasil, sejak Agustus hingga November 2022, suku bunga acuan bank sentral telah naik 175 basis poin.
Kenaikan suku bunga itu akan memengaruhi permintaan KPR. Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis BI bulan lalu (21/11/2022) menyebutkan bahwa permintaan KPR pada 3 hingga 6 bulan ke depan sejak November akan melemah.
4. Empat Pelecut Bikin Mobil Listrik Ngebut
Meski sedikit melemah, penjualan mobil listrik baterai (BEV) masih berada di level kuat pada November 2022. Akankah setrum kendaraan terelektrifikasi semakin menyengat?
Setelah Perpres tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan dirilis lebih dari 3 tahun silam, penjualan battery electric vehicle (BEV) mulai menguat sejak beberapa bulan terakhir tahun ini.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan BEV sepanjang tiga bulan pertama pertama tahun ini hanya 64 unit atau sekitar 21 unit per bulan. Pada bulan keempat, angkanya meningkat menjadi 99 unit dan terus meningkat ke level puncak 2.157 unit pada Oktober 2022.
Pada November 2022, penjualan BEV sendiri melandai ke angka 1.965 unit, menjadikan penjualan sepanjang 11 bulan pada tahun ini sebanyak 7.923 unit.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan BEV sepanjang tahun ini hingga November melejit hampir 12 kali lipat. Pada Januari-November 2021, penjualan BEV hanya sebanyak 671 unit.
5. Emiten Mal Menitip Asa Pada Momentum Natal dan Tahun Baru
Sejumlah emiten properti yang memiliki mal dalam portofolio bisnis mereka mencatat tingkat okupansi mulai meningkat signifikan dibanding periode terburuk pandemi Covid-19. Momentum liburan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 akhir tahun ini bakal menambah gairah bisnis mal.
Bisnis mal menjadi salah satu sektor bisnis yang paling terdampak oleh kebijakan pembatasan sosial selama pandemi. Kekhawatiran terhadap paparan Covid-19 menjadikan masyarakat enggan mengunjungi area publik yang berisiko tinggi, termasuk mal.
Kondisi ini menjadikan banyak penyewa dan pemilik gerai mengalami penurunan penjualan. Tidak banyak yang mampu bertahan melewati periode berat pandemi yang cukup panjang tersebut, sehingga beberapa tenant pun memutuskan untuk menutup toko.
Seiring dengan itu, emiten properti pengelola mal pun harus berhitung ulang dalam pengenaan tarif sewa. Tarif pun diturunkan untuk menjaga tenant tetap bertahan. Hal ini berimbas pada turunnya pendapatan sewa dari mal.