Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warren Buffett Boncos di Bisnis Asuransi Sampai Rp40 Triliun

Warren Buffett melaporkan kerugian US$962 juta pada penjaminan asuransi pada kuartal III/2022, kerugian kuartalan terburuk dalam setahun. 
Orang Terkaya Dunia Warren Buffet/Reuters
Orang Terkaya Dunia Warren Buffet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Investor veteran Warren Buffett harus menelan kepahitan akibat kerugian Berkshire Hathaway Inc. di bisnis asuransi seiring dengan inflasi di Amerika Serikat. 

Dilansir Bloomberg pada Sabtu (5/11/2022), konglomerasi tersebut melaporkan kerugian US$962 juta pada penjaminan asuransi pada kuartal III/2022, kerugian kuartalan terburuk dalam setahun. 

Perusahaan asuransi mobil Geico mendapat pukulan terbesar di antara bisnis asuransinya, dengan kerugian sebelum pajak sebesar US$$759 juta. Unit tersebut belum menghasilkan laba kuartalan sejak kuartal kedua tahun lalu.

Perusahaan asuransi kendaraan itu telah berjuang untuk mengimbangi kenaikan harga mobil bekas, meningkatnya jumlah klaim dan tingkat keparahan kecelakaan. Biaya untuk klaim medis dan litigasi terkait kecelakaan juga membengkak. 

Industri asuransi yang lebih luas juga harus bergulat dengan dampak Badai Ian, yang menghantam Florida barat daya pada akhir September yang menyebabkan kerugian miliaran dolar.

"Geico benar-benar dalam titik tekanan  yang harus menjadi perhatian Berkshire. Sepertinya Geico juga kehilangan pangsa pasar," kata Cathy Seifert, analis CFRA Research seperti dikutip Bloomberg. 

Namun, unit operasi Berkshire lainnya, yang mencakup operator rel kereta api, Burlington Northern Santa Fe (BNSF) dan bisnis energi masih mencetak profit, meskipun pendapatan untuk kereta api menurun dari tahun lalu karena kenaikan inflasi berdampak pada perusahaan yang berbasis di Omaha, Nebraska.

"Pada saat permintaan pelanggan untuk produk dan jasa relatif bagus pada 2022, permintaan mulai melemah pada kuartal III di beberapa bisnis kami. Kami terus mengalami efek negatif dari kenaikan biaya bahan baku, transportasi, tenaga kerja, dan lainnya," ujar perusahaan dalam dokumen pengajuan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper