Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan proyek daerah irigasi Bintang Bano di Nusa Tenggara Barat rampung pada 2023.
Dalam tinjauannya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan progres rata-rata untuk seluruh paket saat ini mencapai 55,5 persen dan ditargetkan selesai tahun 2023.
"Saya minta seluruh jaringan dan bendung tuntas pada Agustus 2023 agar bisa berfungsi memasok air ke sawah-sawah masyarakat," ujar Basuki melalui keterangan resminya, Jumat (14/10/2022).
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Basuki turut meninjau Bendungan Tiu Suntuk dan Bendungan Beringin Sila.
Bendungan Tiu Suntuk dan Bendungan Beringin Sila merupakan bagian dari enam bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun di NTB dalam rangka mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Basuki meminta agar ke depannya, baik kontraktor pelaksana maupun konsultan supervisi, mengutamakan aspek kualitas, estetika, dan lingkungan dalam pekerjaan pembangunan bendungan.
Baca Juga
"Konsultan supervisi harus mampu menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik karena memiliki peran penting sebagai wakil project owner. Kontraktor pelaksana juga harus memiliki eagerness atau antusiasme untuk menjaga kualitas pekerjaannya," jelasnya.
Bendungan Tiu Suntuk yang berlokasi di Sumbawa Barat dibangun sejak Februari 2020 dengan biaya sebesar Rp1,22 triliun dan ditargetkan rampung pada Desember 2023. Pembangunan dilakukan dalam dua paket dimana progres Paket I saat ini mencapai 76,47 persen, sedangkan progres Paket II mencapai 45,78 persen.
Dengan kapasitas tampungan 55,90 juta m3 dan luas genangan 312,09 ha, Bendungan Tiu Suntuk nantinya mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter per detik, memasok air bagi daerah irigasi seluas 1.900 ha, serta memiliki potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 megawatt (MW), reduksi banjir sebesar 390 m3 per detik, dan potensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat.
Pembangunan Bendungan Beringin Sila yang berlokasi di Sumbawa dilakukan sejak Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1,66 triliun. Saat ini, progres fisik pembangunannya mencapai 92,6 persen untuk paket I dan 96,05 persen untuk paket II dengan target rampung pada Desember 2022.
Dengan total kapasitas tampungan 27,46 juta m3 dan luas genangan 126 ha, bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500 ha, menghasilkan air baku sebesar 76 liter per detik, PLTM sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 90,37 m3 per detik, serta potensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi.