Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan September Turun ke US$319,22 per Ton, Ini Penyebabnya

Harga batu bara acuan (HBA) September 2022 turun ke angka US$319,22 per ton atau terkontraksi 0,74 persen dari posisi bulan lalu.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat harga batu bara acuan (HBA) September 2022 turun ke angka US$319,22 per ton atau terkontraksi 0,74 persen dari posisi bulan lalu.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan penurunan HBA itu disebabkan karena susutnya nilai rerata indeks bulanan penyusun HBA.

Agung mencontohkan, ICI turun 4,95 persen, Platts turun 4,54 persen, sedangkan GNCC dan NEX naik masing-masing 1,60 persen dan 1,39 persen.

“Peningkatan produksi batu bara Tiongkok dalam upaya mengatasi krisis listrik yang diakibatkan oleh gelombang panas dan kekeringan yang melanda PLTA-nya juga turut menjadi faktor turunnya harga batu bara dunia," kata Agung melalui siaran pers, Kamis (1/9/2022).

Selain itu, Agung menambahkan, faktor lain yang turut mempengaruhi turunnya HBA itu berkaitan dengan upaya China untuk terus meningkatkan impor batu bara dari Rusia dan Australia.

"Ini menjadi salah satu penyebab index NEX dan GCNC trendnya masih terus naik,” ujarnya.

Adapun, pergerakan HBA sejak awal 2022 sempat menyentuh nilai tertinggi pada bulan Juni, di mana HBA terkerek hingga menyentuh angka US$323,91 per ton. Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia dan Ukraina, serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas menjadi faktor pengerek utama.

Setelahnya HBA cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Juli ada di angka US$319,00 per ton dan Agustus lalu sebesar US$321,59 per ton.

Sebagai informasi, terdapat dua faktor turunan yang mempengaruhi pergerakan HBA yaitu pasokan dan permintaan. Pada faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara itu, untuk faktor turunan dari sisi permintaan dipengaruhi kebutuhan listrik yang turut berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper