Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMN Cair Oktober, Bos Garuda (GIAA): Buat Restorasi Pesawat

Garuda Indonesia (GIAA) akan menggunakan mayoritas dana PMN Rp7,5 triliun untuk merestorasi pesawat.
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Yogyakarta./Antara
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Yogyakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) fokus merestorasi kapasitas pesawat sebagai salah satu upaya menstabilkan tarif tiket pesawat lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diprediksi cair pada Oktober 2022.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan ada tiga cara yang telah dipersiapkan oleh perseroan untuk merestorasi kapasitas pesawat. Pertama, dari dana operasi perseroan. Kedua dari dana kerja sama dengan Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA), serta terakhir adalah dana dari PMN.

"Begitu PMN nanti masuk, mayoritas akan kita pakai untuk restorasi pesawat, bukan untuk bayar utang," kata Irfan, Minggu (28/8/2022).

Dalam rencananya, secara grup perseroan menambah hingga menjadi 120 pesawat. Perinciannya, sebanyak 60 pesawat dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan 50 sisanya untuk maskapai anak usahanya, Citilink.

Irfan mengungkapkan untuk merestorasi pesawat membutuhkan dana dan waktu. Pasalnya, pesawat semestinya dirawat dengan rutin tetapi selama pandemi yang tidak membutuhkan banyak pergerakan membuat perseroan memilih untuk membiarkannya di hanggar.

Restorasi pesawat ini akan membutuhkan waktu hingga tahun depan. Dia berharap sebagian pesawat bisa dilakukan restorasi pada tahun ini dan sebagian bisa diselesaikan pada tahun depan.

Persoalan restorasi ini bukan berkaitan dengan tubuh pesawat tetapi mesin pesawat. Bahkan sebagian besar atau Mayoritas yang berbadan besar harus dilakukan perawatan ke luar negeri.

"Sebagian akhir tahun ini bisa dan sebagian semester I/2023 untuk restorasi," ujarnya.

Meski tengah memulihkan jumlah pesawat pascapandemi, Irfan mengakui bahwa jumlah pesawat yang dimiliki nantinya akan jauh berbeda dengan sebelum pandemi Covid-19.

"Sudah pasti jumlah pesawat kami akan beda jauh dengan sebelum pandemi. Nggak mungkin 140 lagi, turun jauh. Apalagi jenis bombardier CRJ-1000 juga sudah dikembalikan," jelasnya.

Adapun, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan PMN akan diberikan jika sebanyak 365 debitur menyetujui proposal restrukturisasi dari Garuda.

"Garuda Indonesia kami akan berikan penyelamatan sebesar Rp7,5 triliun setelah mereka capai settlement 365 kreditur atau 95,07 persen dari kredit. Ini suatu capaian yang diharap bisa memberi awalan baru bagi Garuda bisa terbang kembali dan sehat," ujarnya saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR dikutip Jumat (26/8/2022).

Sri Mulyani menyebut pihaknya masih menunggu laporan dari Kementerian BUMN dan jajaran direksi Garuda terkait skema penyelamatan BUMN penerbangan tersebut. Adapun, anggaran injeksi ke Garuda akan diambil dari APBN.

PMN akan masuk melalui skema rights issue sebesar Rp7,5 triliun dan rencananya akan dilaksanakan pada kuartal III/2022 dan membuat porsi kepemilikan saham pemerintah naik dari 60,54 persen menjadi 65 persen. Pada tahap kedua, rights issue akan dilaksanakan sebagai pendanaan dari mitra strategis sehingga kepemilikan pemerintah turun menjadi 51 persen

Adapun, sisa dana cadangan investasi pemerintah dalam rangka program pemulihan ekonomi nasional (IPPEN) khusus Garuda sebesar Rp7,5 triliun sudah disetorkan ke kas negara. Nantinya direncanakan sebagai pembiayaan investasi kepada perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper