Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASDP Indonesia Ferry Bidik Laba Rp541 Miliar Tahun Ini

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimistis bisa meraih laba Rp541 miliar pada akhir 2022 atau tumbuh sebesar 65,82 persen dari laba pada 2021.
Sebuah Kapal Motor Penumpang (KMP) bermuatan kendaraan bermotor dan penumpang menyeberangi Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (15/5/2019). PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Cabang Pontianak memberlakukan sistem pembayaran nontunai untuk pembelian tiket penyeberangan KMP guna mempermudah transaksi serta mendukung program Gerakan Nasional Nontunai yang dicanangkan pemerintah./Antara
Sebuah Kapal Motor Penumpang (KMP) bermuatan kendaraan bermotor dan penumpang menyeberangi Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (15/5/2019). PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Cabang Pontianak memberlakukan sistem pembayaran nontunai untuk pembelian tiket penyeberangan KMP guna mempermudah transaksi serta mendukung program Gerakan Nasional Nontunai yang dicanangkan pemerintah./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimistis bisa meraih laba Rp541 miliar pada akhir 2022 sejalan dengan kinerja positif pada semester I/2022.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan pada semester I/2022 dengan mengantongi pendapatan Rp2,05 triliun dan mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp340 miliar atau naik 123 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp152,52 miliar.

"Perusahaan membidik laba tahun ini sebesar Rp541,06 miliar atau tumbuh sebesar 65,82 persen dari laba pada 2021 sebesar Rp326,30 miliar," katanya dalam siaran pers, dikutip Sabtu (13/8/2022).

Dia menjelaskan untuk semester II/2022, diproyeksikan dapat mencetak laba sebesar Rp202,34 miliar atau 100 persen terserap dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

Menurutnya, ASDP juga melakukan sejumlah langkah antisipatif dalam merespons kondisi ketidakpastian perekonomian dunia akibat pandemi Covid-19 hingga dampak perang Rusia dan Ukraina yang berdampak negatif terhadap harga minyak dunia, krisis energi, dan resesi ekonomi di beberapa negara besar dunia.

Kondisi krisis tentu berdampak kepada nilai tukar dan inflasi yang terus mempersulit situasi bisnis di berbagai industri, tidak terkecuali bisnis penyeberangan yang komponen biaya utamanya bahan bakar solar.

ASDP harus mampu melakukan operasional bisnis secara efektif dan efisien serta terus mendukung pelayanan logistik nasional. ASDP tentu mewaspadai kondisi eksternal yang dihadapi perusahaan dengan cost effectiveness yang menjadi fundamental melalui penggunaan anggaran tepat guna serta bersikap cermat dalam memprioritaskan kegiatan investasi perusahaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper