Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menyatakan akan terus mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif, salah satunya melalui pengembangan pelaku usaha syariah perempuan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan upaya tersebut akan dilakukan melalui berbagai kebijakan, di antaranya mendorong perbankan dalam pembiayaan UMKM dan sektor inklusif, penguatan kelembagaan (korporatisasi) dan peningkatan kapasitas pelaku usaha syariah perempuan serta linkage dengan sumber bahan baku, pasar, dan pembiayaan.
Hal ini disampaikannya dalam pembukaan acara The 1st International Conference on Women and Sharia Community Empowerment di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Juda menyampaikan, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan untuk mengakselerasi pengembangan pelaku usaha syariah perempuan guna meningkatkan kemandirian dan keberlanjutan usaha.
Pertama, yaitu mendorong peran dan komunitas perempuan untuk mendukung pemulihan ekonomi melalui penguatan kapabilitas pelaku usaha syariah khususnya di sektor makanan halal dan fesyen muslim serta perluasan jejaring.
“Kedua, mendorong pendampingan aspek usaha maupun syariah secara end to end dan terintegrasi,” katanya.
Baca Juga
Langkah ketiga, yaitu mengakselerasi digitalisasi dan langkah keempat melalui penguatan sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyampaikan bahwa peran perempuan sangat penting, baik dalam skala rumah tangga maupun ekonomi nasional, dan tidak terpisahkan dari peranan pemerintah dalam memajukan bangsa dan negara serta perekonomiannya.
Dia menyampaikan, berbagai program seperti pembiayaan dengan subsidi bunga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan UMKM terutama yang belum terjangkau oleh perbankan.
Adapun, The 1st International Conference on Women and Sharia Community Empowerment berlangsung pada 11 - 12 Agustus 2022 dan merupakan bagian dari side event Presidensi G20 jalur keuangan.