Bisnis.com, MEMPAWAH - Pembangunan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak yang berlokasi di Kalimantan Barat telah selesai pada Mei 2022 dan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini, Selasa (9/8/2022).
Rencananya, sejumlah Menteri juga akan hadir dalam peresmian ini untuk mendampingi Presiden Jokowi. Mereka adalah Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono.
Berikut ini fakta-fakta terkait Terminal Kijing yang bakal diresmikan Jokowi hari ini:
1. Dibangun sejak 2015
Pembangunan Terminal Kijing sudah dimulai sejak 2015 dengan detail visibility dan outline desain Deepwater Port. Kemudian dilanjutkan pada 2016 dengan rencana induk Pelabuhan Pontianak.
Pada 2017 terbitlah Perpres No.43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal hingga Izin lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Pada 2018, terbitlah izin pembangunan Terminal, ditindaklanjuti dengan Perencanaan pembangunan Terminal, hingga Perjanjian konsesi dan pembangunan dan pengusahaan terminal.
2. Tahap Pembangunan
Sementara itu, Kick Off pembangunan Pelabuhan Kijing dimulai dari 13 Agustus 2018. Tahapan pembangunan Terminal Kijing pada Tahap satu terbagi atas tahap inisial.
Tahap inisial dimulai dari 2018 sampai 2022. Tahapan ini terdiri atas terminal kontainer sebesar 500.000 TEUs per tahun. Terminal curah cair 5 juta ton/tahun, curah kering 7 juta ton per tahun, serta Terminal Multi Purpose 500.000 ton per tahun.
Tahapan lanjutan terdiri atas terminal jontainer 950.000, terminal curah cair 8,34 juta ton per tahun, terminal curah kering 15 juta ton per tahun, dan Terminal Multipurpose 500.000 ton per tahun.
Tahap II,satu juta, 3,48 juta, 0,500.000. Sehingga total terminal kontainer sebanyak 1,95 juta TEUs per tahun, Termibal curah cair sebesar 12,18 juta ton per tahun, terminal curah kering sebesar 15 juta ton per tahun, dan terminal multi purpose dengan total1 juta ton per tahun.
3. Terintegrasi Kawasan Industri
Pembangunan Terminal kijing diharapkan terintegrasi dengan kawasan industri yang dekat dengan kawasan pelabuhan. Terdapat 2.000 - 3.000 hektare wilayah di belakang Terminal Kijing yang dapat didedikasikan menjadi area industrial, misalnya Smelter dan Pabrik pengolahan. Tak hanya itu, Pengembangan area industri diharapkan dapat dilakukan melalui sinergi lintas BUMN.
Dukungan yang diharapkan untuk pengoperasian penuh atau seratus persen Terminal Kijing adalah dengan penutupan pelabuhan Pontianak. Pengoperasian
Terminal Kijing harus disertai dengan penutupan pelabuhan Pontianak. Penutupan baru bisa terjadi apabila sudah terdapat akses jalan untuk kendaraan besar. Pasalnya, tidak ekonomis apabila terdapat dua pelabuhan utama dalam satu wilayah.