Bisnis.com, JAKARTA - Real Estat Indonesia (REI) kembali menggelar pendidikan dan pelatihan kilat atau diklat kepada sebanyak 55 pengembang di Kalimantan Timur.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi, dan kualitas pengembang, serta memetakan potensi industri properti di Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal ini seiring penetapan provinsi ini sebagai lokasi baru Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan kondisi sosial, budaya dan politik di Kaltim paling kondusif dibandingkan dengan provinsi lainnya yang ada di Pulau Kalimantan.
Dia menjamin adanya kemudahan berusaha bagi pelaku usaha yang ingin mengembangkan proyek properti di wilayah Kalimantan Timur.
"Saya tegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kaltim akan memberi kemudahan bagi setiap pelaku usaha yang ingin berinvestasi di daerah. Laporkan apabila ada birokrat yang mempersulit pengembang," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (9/8/2022).
Baca Juga
Ketua DPD REI Kaltim Bagus Susetyo menuturkan pasca penetapan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi IKN Nusantara akan timbul gelombang migrasi masyarakat dari DKI Jakarta dan sekitarnya ke lokasi tersebut.
Mulai tahun 2024 mendatang akan ada 150.000 aparatur sipil negara (ASN) yang pindah ke IKN.
Lalu untuk proyeksi hingga tahun 2045 mendatang, IKN Nusantara akan dihuni sekitar 1,5 juta penduduk.
"Ini menimbulkan secercah harapan baru bagi pengembang di Kaltim. Pembangunan IKN akan memicu kebangkitan kembali sektor properti di Provinsi Kaltim sebagaimana terjadi pada saat booming komoditas batu bara di tahun 2013 silam," katanya.
Menurutnya, industri properti dan perumahan masih sangat prospektif karena masih ada 12,75 juta angka kebutuhan rumah atau backlog di Tanah Air.
Tidak hanya itu, setiap tahun sedikitnya ada 800.000 unit kebutuhan masyarakat akan ketersediaan rumah. Di Provinsi Kalimantan Timur terdapat kebutuhan baru sebanyak 15.000 unit.
"Riset menyebutkan bahwa bisnis properti mampu menggerakkan atau menciptakan multiplier effect terhadap 174 industri ikutan. Ini merupakan peluang besar bahwa industri properti masih sangat prospek," tuturnya.
Menurut Bagus, diklat ini bertujuan mencetak pelaku wirausaha muda di bidang properti.
"Kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan sinergi antara pelaku usaha swasta dengan pemerintah daerah. Utamanya dalam hal penyediaan hunian di Kaltim," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah 5 Bank BTN Harman Soesanto berpendapat tantangan bagi pelaku usaha properti memang sangat besar.
Pengembang harus berhadapan dengan regulator, perbankan, konsumen, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM).
"Diklat ini akan diisi materi serta sharing pengalaman dari Tim Badan Diklat REI. Pengalaman itu menjadi rujukan yang sangat baik untuk menyikapi iturbulensi dalam bisnis properti. Sebab, tidak ada bisnis yang tidak mengalami turbulensi," ujarnya.
Pelatihan ini akan berisi materi tentang perencanaan bisnis properti yang baik.
Selain itu, monitoring dan supervisi dari perencanaan bisnis juga akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi para peserta.
"Kelemahan pengembang adalah seputar masalah cashflow. Di sini tantangannya kepada pengembang baru untuk bisa mengelola perusahaan dengan kaidah dan norma-norma perusahaan yang baik. Inisiatif REI ini sungguh luar biasa untuk membekali anggotanya dalam menjalankan bisnis secara baik dan benar," kata Harman.
Ketua Badan Diklat DPP REI MR Priyanto menambahkan melalui ajang pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi anggota REI dan dapat mencetak developer yang tangguh.
"Saat ini memang kebanyakan developer bergerak di bidang rumah bersubsidi. Kami berharap tentunya para developer di daerah bisa naik kelas dan mengembangkan properti lainnya," tuturnya.